Dokter PDSS FK Unair Gugur Karena Covid-19

Sejumlah kerabat, keluarga, perwakilan IDI dan Keluarga besar FK Unair melepas kepergian dr Miftah Fawzy yang telah berjuang melawan Covid-19.

Surabaya, Bhirawa
Dunia kesehatan kembali berduka. Kali ini, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PDSS) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) sekaligus dokter RS Dr Soetomo Surabaya gugur karena Covid-19. Ia adalah dr. Miftah Fawzy Sarengat yang dinyatakan meninggal.
Seluruh keluarga besar FK Unair pun memberikan penghormatan terakhirnya atas dedikasi yang diberikan selama masa pandemi ini. Prosesi pelepasan jenazah dilakukan di halaman FK Unair yang dihadiri oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dr Brahmana Askandar, Dekan FK Unair Prof Soetojo dan segenap keluarga juga kerabat.
Kendati begitu, pelaksanaan prosesi mengutamakan protokol pemulasaraan Covid-19, yakni jenazah tetap berada di dalam mobil ambulans dan prosesi penghormatan terakhir dilakukan secara terbatas dan dipimpin langsung Dekan FK Unair, Prof Soetojo.
Ketua IDI Surabaya, Dr Brahmana mengatakan dr Miftah merupakan dokter ketiga yang gugur sebagai pejuang medis dalam melawan Covid. “Kami harap mudah mudahan ini menjadi yang terakhir. Perjuangan beliau harus kami lanjutkan karena perjuangan belum selesai, mudah mudahan Covid-19 segera berakhir,” harapnya, Rabu (10/6).
Pihaknya pun tidak menjelaskan secara rinci kronologi terpaparnya dr Miftah karena hingga saat ini penyebab pastinya belum diketahui dan masih dilakukan tracing. Namun, pihaknya mengatakan IDI akan terus melakukan himbauan dan mengevaluasi ulang bagaimana pencegahan penularan di kalangan dokter dan tenaga medis. “Kami terus melakukan evaluasi dan upgrade alat pelindung diri, prosedur prosedur kami perbaiki dan diperketat, agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan FK Unair, Prof Soetojo menggambarkan sosok dr Miftah merupakan dokter pembelajar dan pekerja keras.
“Kami merasa kehilangan sekali, karena dokter Miftah merupakan dokter yang rajin, pekerja keras, calon dokter terbaik kami. Karena saat ini almarhum masih menempuh pendidikan spesialis. Memang beliaunya tidak menyerah dalam mengobati pasien Covid-19, tapi Tuhan berkehendak lain. Semoga almarhum diterima di sisi Nya dan diampuni semua dosanya,” ungkap Prof Soetojo haru.
Prof Soetojo pun mengatakan bahwa resiko menjadi dokter memang sangat tinggi di masa pandemi ini. Oleh karenanya FK dan Unair memberikan penghormatan yang sebesar besarnya atas perjuangan dr Miftah, dan menjadikannya sebagai representasi perjuangan ikhlas dokter mengobati pasien Covid-19.
“Meskipun di tengah belajar, dr Miftah tidak gentar jika harus melakukan tugasnya mengobati pasien Covid-19. Oleh karenanya dr Miftah menjadi representasi perjuangan dokter yang ikhlas dan berdedikasi dalam penanggulangan Covid-19 ini,” pungkasnya. [ina]

Tags: