Dolly City Tour Jujugan Wisata Baru di Surabaya

Surabaya, Bhirawa
Putat Jaya yang dulu dikenal dengan tempat prostitusi, kini semakin berubah signifikan dan mendeklarasikan dirinya sebagai kampung wisata.
Sabtu (10/6) kemarin rombongan dari komunitas Love Suroboyo mengikuti acara Dolly City Tour dalam rangka Dolly Saiki Fest 2017 dan berkunjung ke kawasan yang dulunya menjadi bekas prostitusi terbesar di Asia Tenggara ini.
Sebanyak 20 peserta tour mengunjungi kawasan Dolly menggunakan Surabaya Heritage Truck. Rombongan memulai tour dari Surabaya Tourism Information Centre di kompleks Balai Pemuda Surabaya pada pukul 15.00 dan sampai di lokasi Dolly sekitar pukul 16.40 WIB.
Kampung mural alias kampung kreatif yang berada di kawasan JL. Putat Jaya II A menjadi destinasi rombongan yang pertama. Lautan Mural menghiasi tembok-tembok rumah penduduk yang padat, potret khas kota Metropolitan seperti Surabaya. Semakin menjadikan kawasan ini sebagai spot foto yang epic untuk diabadikan di depan bidikan lensa kamera.
Selain deretan mural, di kawasan ini juga terdapat 2 usaha andalan. Yang pertama adalah usaha konveksi rumahan yang omsetnya tak tanggung-tanggung bisa mencapai Rp70 juta.
Produk unggulan kedua adalah usaha makanan dan minuman hasil olahan pertanian dan peternakan yang berupa telur asin, susu dan olahan minuman rumput laut. Kesemuanya usaha tersebut berada dibawah bimbingan Pemerintah Kota Surabaya.
Dolly Saiki Point menjadi destinasi terakhir dari acara sore ini. Workshop yang berfungsi untuk menampilkan produk-produk hasil produksi warga eks lokalisasi Dolly ini tak dilewatkan oleh rombongan untuk membeli beberapa produk.
Komunitas Love Suroboyo ternyata datang di saat yang tepat. Beberapa ibu-ibu ternyata terlihat sedang “nyanting” di atas selembar kain. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh rombongan untuk mengabadikannya serta mengobrol ringan tentang batik.
”Saya sih berharap, seluruh wilayah di eks kawasan lokalisasi ini dapat membuka usaha-usaha lain. Sehingga image kawasan ini dapat berubah seiring berjalannya waktu,” tutur Nirwono Subiyanti selaku guide dalam perjalanan kali ini. [dre]

Tags: