Dongkrak Inovasi Pendidikan, Dindik Ajak Sinergitas Daerah

Sekretaris Dindik Jatim, Ramliyanto didampingi Sekretaris Dewan Pendidikan Sukesih dan Kacabdin Wilayah Pacitan Yusuf bersama kepala SMA/SMK dan PKLK berfoto bersama.

Diharapkan Inovasi Menjadi Budaya
Pacitan, Bhirawa
Sinergitas kabupaten/kota dalam peningkatan kualitas pendidikan di Jawa Timur sangat dibutuhkan. Karena itu dalam lawatan pertamanya pada ‘Rapat Koordinasi Pendidikan dan Pembinaan dilingkungan Cabdin Wilayah Pacitan’, Sekretaris Dinas Pendidikan Jatim Ramliyanto mengajak pemerintah kabupaten sekitar untuk bekerjasama dalam mendongkrak peningkatan kualitas pendidikan. Salah satunya melalui berbagai inovasi yang dilakukan kepala SMA/SMK dan PKLK.
Dikatakan Ramliyanto ekosistem inovasi sudah terbangun melalui aplikasi SIISKA (Sistem Informasi Inovasi Sekolah) untuk para siswa, guru dan kepala SMA/SMK dan PKLK se Jatim. Dalam inovasi tersebut, ada dua aspek yang difokuskan. Yakni aspek manajerial dan aspek belajar mengajar. “Jadi hanya untuk meningkatkan kinerja sekolah dan kinerja pendidikan di Jawa Timur,” lanjut dia, Kamis (13/2).
Ia juga menerangkan belum optimalnya terobosan inovasi yang dilakukan sekolah, guru dan siswa karena tidak adanya kesadaran kolektif. Pasalnya, jika berbicara menyoal inovasi kebanyakan masyarakat menganggap bahwa hal tersebut selalu terikat pada high cost, sumber daya manusia dan teknologi.
“Padahal itu nggak ada kaitanya. Terobosan sederhana saja asal punya dampak dan manfaat yang luas ini juga disebut inovasi. Pak Kadis (Wahid Wahyudi) juga menegaskan bahwa tidak ada alasan lagi, bahwa satu sekolah minimal satu inovasi dalam setahun,” jelasnya.
Sehingga ke depan, ia berharap jika inovasi sudah menjadi sebuah budaya atau culture.
Sementara itu, Kepala Cabang Dindik Jatim wilayah Pacitan, Yusuf mengapresiasi langkah pemerintah kabupaten dalam menjalin kerjasama untuk peningkatan pendidikan di wilayahnya. Terlebih fokus utama pendidikan di Pacitan adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa SMA Double Track, SMK dan PKLK. Di samping itu juga melakukan pengembangan literasi.
“Kami sudah mulai merintis literasi di Pacitan mulai bulan Maret 2019. Dan sudah mampu menciptakan 78 judul buku dari guru SMA,SMK dan siswa dan ini akan kami dorong terus. Kami juga bekerjasama dengan penerbit Telaga Ilmu dalam rangka pelatihan literasi,” jabarnya.

Terapkan Sekolah Eskalator Jawab Pengembangan Potensi Lokal
Konsep sekolah eskalator yang diterapkan Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR), menunjuk SMKN 2 Donorojo Pacitan sebagai sekolah pengimbas pertama yang sukses memanfaatkan potensi lokal daerahnya. Yakni berfokus pada keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Karena itu, pihaknya akan bekerjasama dengan Dindik Jatim untuk membentuk tim pengimbas.
Sekretaris Pengurus Astra YPA MDR, Kristanto mengungkapkan dengan adanya penerapan sekolah eskalator diharapkan bagi lulusan SMK bisa mandiri dan mampu membangun daerahnya. Pasalnya di SMKN 2 Donorojo sendiri hasil produk keahlian dari Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian adalah pengolahan kelapa.
“Tidak hanya produk kelapa tapi juga produk olahan lainnya yang berbahan dasar dari kelapa. Selain itu kita juga siapkan peningkatan kualitas tenaga pendidik berupa workshop hingga kelengkapan peralatan yang dibutuhkan. Kita juga melakukan pembangunan gedung di jurusan APHP,” jelas dia.
Kristanto juga menambahkan jika pihaknya akan fokus pada perubahan status SMK BLUD Plus sesuai dengan instruksi Gubernur Khofifah.
“Ini menjadi tantangan bagi kami. Namun kami juga telah menyiapkan para siswa untuk mempunyai jiwa entrepeneur yang diikuti siswa kelas 1 dan 2 serta alumni untuk mengikuti pelatihan di SMA Selamat Pagi Indonesia untuk peningkatan skill,” papar dia.
Sekretaris Dindik Jatim, Ramliyanto menambahkan sebagai salah satu kesiapan menjadi SMK BLUD Plus pihaknya sudah memulai dengan mengikuti proses administrasi sesuai dengan peraturan undang-undang. Ia juga menuturkan selain SMKN 2 Donorojo Pacitan, pihaknya juga akan menyasar SMK-SMK lainnya di daerah tertinggal.
“Target lain di Sampang kita akan fokus pada bidang keahlian kelautan rencananya. Sedangkan Situbondo akan fokus di Agribisnis. Tetap pada pengembangan potensi lokal,” tandasnya. [ina]

Tags: