Dongkrak Lulusan dan Gaet Ketertarikan Siswa di Industri Perhiasan

Siswa SMKN 12 Surabaya dengan konsentrasi keahlian Perhiasan mengikuti pelatihan pembuatan perhiasan dalam Program Percepatan Kompetensi. Program ini juga untuk memacu ketertarikan lulusan didunia industri perhiasan.

Kebutuhan Industri Tinggi, Tak Sebanding dengan Jumlah Lulusan
Surabaya, Bhirawa
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemdikdub menggagas Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK berbasis Industri tahun 2020. Dari ribuan peserta, 450 perserta lainnya lolos dalam seleksi gagasan yang nantinya akan bekerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia.
Salah satu yang lolos dalam tahap seleksi SMKN 12 Surabaya. Dalam Program Pengembangan Sekolah SMKN 12 Surabaya bekerjasama dengan Program Magister Managemen (PSMM) Universitas Brawijaya (UB) Malang dalam membuat strategi Pemenuhan Kebutuhan Pasar Kerja Bidang Perhiasan.
Menurut Kepala SMKN 12 Surabaya, Biwara Sakti Pracihara, pengembangan potensi siswa sesuai tuntutan industri perhiasan perlu digencarkan dengan sosialisasi program pelatihan perhiasan sebagai craftmenship dan desainer. Sebab, banyak perusahaan perhiasan di Jatim khususnya Surabaya yang membutuhkan lulusan dengan kompetensi kemasan (craftmenship) dan desain jewelry.
“Pemenuhan kebutuhan pasar kerja di bidang perhiasan sangat kurang. Untuk menghadapi tantangan itu maka kompetensi keahlian Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan, sehingga perlu membina banyak siswa untuk sektor yang mengandalkan kemampuan penguasaan teknologi pada craftmentship dan desain perhiasan,” ujar Praci, Kamis (10/12).
Disebutkan Praci, sebanyak 500 perusahaan perhiasaan dan mayoritas maupun level skala perusahaan besar terdapat di Surabaya. Maka sebagai sekolah seni terbesar di Jatim, SMK Negeri 12 Surabaya konsisten dalam mencetak tenaga kerja di bidang perhiasan. Jumlah keterserapan industri perhiasan pun mencapai 90% setiap tahunnya. Namun, ternyata juga tak mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang perhiasan di Jawa Timur.
“Dalam program Manajerial Kepala SMK berbasis Industri tahun 2020 kami memilih Kriya kreatif dan logam seni perhiasan, karena kita lihat dari peluang kerja sangat tinggi dan jumlah perusahaan di Jatim sangat tinggi. Tapi setiap tahun hanya 20 siswa lulusan kami. Padahal jika dikembangkan masih bisa. Paling tidak mengikis stigma bahwa smk penyumbang pengangguran terbanyak,” jelasnya.
Sedikitnya jumlah lulusan seni kriya kreatif dan logam yang dihasilkan, menurut Praci, karena siswa kurang tertarik memilih kompetensi keahlian perhiasan. Di sisi lain minimnya informasi yang didapat tentang dunia perhiasan. Karenanya, Praci melibatkan kompetensi keahlian Seni Lukis, kriya kreatif batik, Muktimedia, DKV, dan Animasi untuk untuk dikembangkan untuk kebutuhan tersebut, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Dengan begitu kebutuhan tenaga kerja pada bidang perhiasan terpenuhi.
“Tapi ada juga siswa yang menolak karena dirasa tidak linier. Padahal jika mereka mengetahui industri perhiasan, mereka bisa mendesain perhiasan. Jadi memang perlu memberikan banyak penjelasan tentang dunia kerja pada desain perhiasan,” jawabnya.
Dijelaskan Praci, projek pengembangan sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterserapan industri bidang craftmentship dan desain perhiasan di SMKN 12 Surabaya. Tak hanya itu, kompetensi siswa di bidang craftmentship dan desain perhiasan lebih meningkat, sehingga mampu menjadi tenaga kerja professional di bidang craftmentship dan desain perhiasan.
Perlu diketahui, projek pengembangan sekolah Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK berbasis Industri tahun 2020, merupakan salah satu upaya untuk mensukseskan program revitalisasi SMK yang dicanangkan Presiden sejak 2016 silam dengan tujuan membekali Kepala SMK jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan seperti CEO. Mereka juga diharapkan dapat berkontribusi memajukan indonesia melalui pengembangan pendidikan Vokasi yang selaras dengan kebutuhan Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA).

Buat Program Percepatan Kompetensi
Jumlah lulusan yang relatif kecil dibanding kebutuhan industri di bidang kompetensi keahlian perhiasan jadi fokus bagi SMKN 12 Surabaya untuk menggaet ketertarikan para siswa. Berbagai solusi ditawarkan, mulai sosialisasi ke siswa jenjang SMP terkait peluang kerja industri perhiasan hingga, melibatkan berbagai kompetensi keahlian seni.
Terbaru, salah satu program yang ditawarkan adalah percepatan kompetensi siswa. Dari 50 siswa, sebanyak 40 siswa dengan konsentrasi keahlian perhiasan mengikuti program ini. Dalam program ini, siswa akan diasah kemampuannya dengan jadwal praktikum yang lebih tinggi.
“Tahun ini ketertarikan di konsentrasi kompetensi meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kami memberi materi lebih untuk program ini kepada siswa. Karena pandemi maksimal pelatihan dilakukan selama tiga jam,” ujar Ketua Kompetensi Keahlian Edy Subianto.
Program ini akan diujicobakan selama satu bulan kedepan dan fokus pada pengerjaan perhisaan. Dan difokuskan untuk perhiasan. Jadi tidak mengerjakan di produk lain, seperti ukir, kerajinan atau produk kreatif. Sehingga semakin anak sering berlatih semakin paham skillnya bagus. Dan kita tekankan mereka bisa menghasilkan lebih dari satu karya. [ina]

Tags: