Dorong Atlet Pesantren Berkiprah di Nasional

Kontingen Pospenas Jatim saat disambut pejabat Kemenag Jatim dan Dispora Jatim di Kantor Kemenag Jatim, Sabtu (29/10).

Kontingen Pospenas Jatim saat disambut pejabat Kemenag Jatim dan Dispora Jatim di Kantor Kemenag Jatim, Sabtu (29/10).

Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Jatim
Pemprov, Bhirawa
Ajang Pekan Olahraga dan seni antar Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) VII Banten yang berakhir 22-28 Oktober membuka peluang bagi atlet santri untuk meraih prestasi diajang yang lebih tinggi. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka bisa meraih prestasi di ajang PON.
Itulah mengapa Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan (Dispora) Jatim terus mendorong para santri mengembangkan bakatnya dengan berlatih ekstra keras tanpa harus meninggalkan pelajaran di pesantren.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan olahraga Rekreasi Dispora Jatim, Hartiin SH MM para atlet santri itu sudah memiliki basic olahraga dan tinggal mengembangkannya dengan berlatih ekstra keras agar bisa bersaing dengan atlet diluar pesantren.
Jika bisa mengembangkan bakatnya mereka bisa meniti karir dengan berlaga di Kejurda hingga Kejurnas diluar event pesantren. “Saya berharap para santri itu tidak cepat puas dengan meraih medali emas di Pospenas, karena mereka juga memiliki peluang meraih prestasi diluar event pondok pesantren. Tapi syaratnya mereka harus mau berlatih keras untuk meningkatkan skillnya,” tutur Hartiin, Senin (31/10).
Senada dengan Hartiin, Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan pondok Pesantren (PD. Pontren) Kanwil Kemenag Jatim H. Husnul Maram meminta para santri terus berkiprah sesuai dengan kemampuaanya.
Selain meraih prestasi di bidang akademik pesantren, para santri juga bisa mengembangkan bakatnya dibidang seni maupun olahraga. “Kami memberikan apresiasi kepada santri yang berprestasi di Pospenas Banten, mereka sudah berjuang sekuat tenaga untuk meraih prestasi,” katanya.
Sementara itu Pelatih Tenis Meja, Doni Andrijanto Spd MKes melihat peluang atlet santri untuk mengukir prestasi di luar event pondok pesantren cukup terbuka lebar.
Ia memberi contoh santri Jatim Sofie Al Fitri yang berhasil meraih emas di cabor tenis meja. Gerakan santri asal Ponpes di Sidaorjo itu masih kaku, demikian juga dengan teknik pukulannya kurang power. “Dasarnya sudah lumayan, tapi kalau mau berkiprah di level nasional ia (Sofie Al Fitri) harus berlatih di klub dan ditangani pelatih,” kata Doni yang juga dosen Unesa itu.

Harus ada Pospeda
Kontengan Pospenas Jatim harus puas di rangking III dengan meraih 11 emas, 11 perak dan 10 perunggu. Sedangkan juara umum direbut Banten dengan 19 emas 9 perak 16 perunggu. Jabar diperingkat keuda 14 emas 18  perak 12 perunggu.
Padahal pada dua Pospenas sebelumnya di Jatim (2013) dan Gorontalo (2013) Kontingen Jatim bisa meraih juara umum. Salah penyebab turunnya peringkat Jatim karena tahun ini tidak ada Pospeda yang menjadi ajang seleksi atlet maupun seniman sebelum turun di ajang Pospenas.
“Kita akui karena terkendala anggara, tahun ini tidak ada Pospeda, tapi kedepan event Pospeda akan kembali digelar untuk menjaring olahragawan maupun seniman dari pesantren,” kata . Husnul Maram. [wwn]

Tags: