Dorong Istri ASN Perkuat Pendidikan Keluarga

Ketua Penasehat DWP Dindik Jatim Dr Saiful Rachman memotong tumpeng sebagai tanda memperingati HUT ke 18 DWP dan diserahkan pada Ketua DWP Dindik Jatim Atik Saiful Rachman.

Dharma Wanita Persatuan Dindik Jatim Peringati HUT ke- 18
Surabaya, Bhirawa
Dengan guru, anak terbiasa mengikuti aktifitas belajar mengajar dan kegiatan penunjang yang positif. Di rumah, iklim pendidikan semacam itu juga harus tercipta. Karena sekolah dan keluarga, memang seharusnya untuk saling terhubung.
Pentingnya peran keluarga dalam mendidik anak menjadi pesan khusus Ketua Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd. Pesan itu disampaikan dalam moment peringatan HUT ke-18 DWP di Kantor Dindik Jatim Jl Gentengkali 33 Surabaya, Rabu (20/12). “Kita berharap para istri ASN (Aparatur Sipil Negara) mampu mengemban tugasnya dalam membina keluarga,” tutur Saiful.
Saiful menjelaskan, pembiasaan positif yang telah dilakukan di sekolah harus nyambung dengan pembiasaan positif di rumah. Karena itu, orangtua menjadi aktor utama terwujudnya pendidikan keluarga. “Pembiasaan dari hal-hal sederhana. Seperti salim (bersalaman dengan mencium tangan), memeluk anak, mengajak salat berjamaah,” tutur dia.
Saiful yang juga Kepala Dindik Jatim itu mengaku, pembiasaan positif di rumah merupakan materi pendidikan karakter yang terbaik bagi anak. Karena jika orangtua abai terhadap perkembangan anak, justru akan mengkhawatirkan.
“Ada istilah 18 – 21 yang bisa dilakukan oleh orangtua. Yaitu membatasi anak menggunakan gawai dan menonton televisi pada pukul 18.00 sampai 21.00. Waktu tersebut bisa digunakan untuk belajar dan berkumpul dengan anak,” tutur mantan Kepala Badan Diklat Jatim itu.
Lebih lanjut Saiful menegaskan, perkembangan anak meliputi lima siklus yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Di antaranya ialah kekerasan, narkoba, pornografi, bencana alam serta radikalisme dan intoleransi. “Sekarang ini pengaruh lingkungan sangat kuat. Radikalisme dan intoleransi mudah sekali diterima anak. Ini kalau diabaikan orangtua juga berbahaya,” terang Saiful.
Gayung bersambut, Ketua DWP Dindik Jatim Atik Saiful Rachman menuturkan, permasalahan yang sedianya mengancam perkembangan anak akan menjadi fokus utamanya. Setiap istri ASN diharapkannya peka terhadap kondisi yang sedang berkembang. Misalnya kekerasan dalam keluarga, kekerasan orangtua terhadap anak atau sebaliknya. Termasuk juga kekerasan guru terhadap murid.
“Akan kami lakukan advokasi kepada seluruh anggota DWP se-Jatim. Melalaui konsolidasi dengan pengurus DWP di seluruh cabang Dindik Jatim,” tutur Atik. Apa yang tampak di televisi, lanjut dia, sudah cukup membuat resah bagai.
Perempuan bernama asli Dyah Cahyanti Dwi PutrantiSE, MM itu mengaku, saat ini penting bagaimana caranya pendidikan karakter diimplementasikan mulai dari keluarga. Karena kenyataannya, seringkali kedekatan orangtua dengan anak justru mengabaikan prilaku sopan-santun anak. “Merasa berteman dengan anak itu sah-sah saja. Tetapi dalam budi pekerti, kita masih mengenal yang disebut tata krama,” tandasnya.
Lebih lanjut Atik menuturkan, pendidikan karakter pada keluarga harus terus digaungkan kepada anggota DWP sebagai tugas utama istri ASN. Karena orientasi pendidikan, tidak hanya sebatas ilmu pengetahuan, melainkan juga karakter anak. “Mendidik anak jangan puas hanya dengan mencukupi materinya. Permainan atau gadget. Teknologi memang tidak harus dimusuhi, tapi harus bisa diarahkan,” tutur dia.
Dalam moment HUT-ke 18 itu, Atik berharap DWP akan terus menjadi wadah bagi wanita-wanita yang. Wanita yang tangguh adalah wanita yang mengerti tugas dan perannya. Baik menjadi ibu dan istri di rumah maupun sebagai masyarakat sosial. “Kalau jadi pengurus DWP ya harus melayani anggotanya dan terampil. Jangan sebagai istri pejabat hanya duduk manis tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan,” pungkas dia. [tam]

Tags: