Dorong Kampung Sayur, Bisa Berdayakan Ekonomi Warga

Wali kota Mojokerto H Mas’ud Yunus

Kota Mojokerto, Bhirawa
Munculnya Kampung tematik mulai menjado tren di Kota Mojokerto. Di sebuah kawasan wilayah atau perkampungan yang kumuh bisa diubah menjadi kampung yang nyaman dan dapat menarik wisatawan. Kampung tematik dibuat warga setempat dan menonjolkan kekhasan setiap wilayah sebagai identitas yang dibangun.
Diantaranya yang terbaru dimiliki Kota Mojokerto yakni kampung sayur yang berada di wilayah Purwo tengah gang 4. Di lokasi ini, warga mempunyai inisiatif untuk menanam sayuran di setiap rumah hingga dengan sistem hidroponik.
”Keberadaan kampung sayur ini selain untuk menjaga lingkungan saya berharap bisa juga mendongkrak ekonomi masyarakat, dari hasil sayur mayur ini,” kata wali kota Mojokerto Mas’ud Yunus.
Kampung sayur mayur itu awalnya digagas ibu-ibu yang tergabung dalam KWT Srikandi menggagas dan berupaya untuk memberdayakan warga dengan lahan yang ada untuk bercocok tanam.
”Saya hanya ingin bagaimana gang yang sempit dan lahan terbatas ini, terihat hijau dan teduh,” ucap nyonya Agus, Ketua KWT Srikandi.
Gagasan kampung sayur ini diapresiasi langsung Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus. waktu itu, Kiai Ud sapaan akrab Wali kota ini, melakukan Sidak pelaksanaan PSN di Lingkungan Purwotengah sekaligus mengapresiasi kampung sayur ini.
”Saya bersyukur di Purwo Tengah ini luar biasa inovasi masyarakat dalam membuat kampung sayur,” tuturnya.
Untuk menciptakan lingkungan yang sehat ini Kiai Ud berharap Kampung Sayur digarap dengan serius agar dapat menjadi kampong tematik di Kota Mojokerto.
”Ini akan saya getok tular-kan, pokoknya saya harap kampung-kampung di Kota Mojokerto harus seperti di Purwo Tengah ini. Kita harus garap kampung tematik di setiap wilayah kota,” harapnya. Kampung tematik juga mendorong adanya diferensiasi pembangunan wilayah perkotaan.
Atas apresiasinya ini, wali kota memberikan bantuan langsung sebesar Rp1,5 juta. Bantuan ini diharapkan dapat menambah bibit sayuran sehingga setiap rumah di lingkungan Purwotengah dapat membudidayakan sayuran.
”Setiap saya blusukan ke warga, saya selalu menyerukan agar warga dapat berkreasi dan berinovasi. Saya lihat warga Purwotengah dapat menerjemahkan hal itu,” lanjutnya.
Disamping identik dengan kampung sayur, di lingkungan ini tembok-tembok yang kosong juga dicat warna-warni sehingga terkesan menarik.
Kampung tematik, lanjut Kiai Ud, sejalan dengan program KASIH SETIA (Kampung Bersih Sehat Teduh Indah dan Aman). Pemkot Mojokerto menyediakan dana Rp50 juta per-RW, salah satunya juga bisa untuk untuk menggarap kampung tematik yang khas di suatu wilayah.
Kiai Ud berharap agar masyarakat dapat mengembangkan lokalitas yang menjadi ciri khas kampung itu sendiri. Sehingga orang masuk ke Kota Mojokerto sampai ke kampungnya dapat merasa nyaman. Sehingga kota Mojokerto yang padat penduduk ini masih layak dihuni dengan nyaman untuk anak-anak kita kedepan. [kar]

Tags: