Dorong Kerjasama Industri Jasa Keuangan dan Pemerintah

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menghadiri pertemuan tahunan industri jasa keuangan yang mengangkat tema ‘Kolaborasi Membangung Optimisme dan Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan’.

Pemprov, Bhirawa
Kerja sama pemerintah dan industri jasa keuangan diharapkan terus ditingkatkan. Hal ini untuk mendukung kondisi perekonomian memasuki tahun 2019 yang baru berjalan dua pekan. Di sisi lain, tahun ini Indonesia juga akan menghadapi tahun politik yang sangat dinamis pengaruhnya terhadap ekonomi.
Dorongan kerja sama tersebut menjadi pembahasan dalan pertemuan tahunan industri jasa keuangan yang mengangkat tema ‘Kolaborasi Membangung Optimisme dan Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan’ yang dihadiri Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bersama Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla di Ballroom Ritz Charlton, Jakarta Jumat (11/1) malam.
Dalam kesempatan itu turut hadir, pimpinan MPR, DPR dan DPD RI, Gubernur Bank Indonesia, para Kabinet Kerja, Gubernur serta pimpinan asosiasi dan lembaga jasa keuangan se-Indonesia.
Wapres RI mengaku optimis bahwa perekonomian Indonesia akan membaik di Tahun 2019. Asalkan, seluruh stakeholder yang meliputi Industri Jasa Keuangan dan pemerintah dapat melakukan kolaborasi dan kerjasama guna mencapai kinerja yang baik.
Akan tetapi, Wapres menyebut bahwa pada tahun ini juga merupakan tahun politik yang penuh dengan dinamika ekonomi. Namun, ia meyakini melalui kerja keras dan kebersamaan bisa menciptakan peluang ekonomi yang baik, sehingga investasi bisa dengan cepat masuk ke Indonesia.
Menurutnya, krisis ekonomi yang sempat melanda Indonesia pada tahun 1998 lalu memberi banyak pelajaran dan pengalaman. Terutama, cara mengendalikan sektor keuangan sehingga saat ini pemerintah telah mampu mengantisipasi terjadinya krisis yang terjadi.
Saat ini, semua negara di penjuru dunia tidak terlepas dari adanya konflik hingga krisis ekonomi yang terjadi. Perang dagang antara China dan Amerika menyebabkan ekonomi dunia terguncang. Belum lagi dengan krisis Eropa yang terkenal dengan Brexit. Ditambah dengan Konflik berkepanjangan yang terjadi di timur tengah telah memberi dampak besar bagi ketahanan energi di Indonesia.
“Oleh karena itu, pelajaran berharga yang bisa diambil adalah pentingnya adanya pengawasan lebih ketat terhadap industri keuangan. Pertemuan ini, sangatlah penting untuk dapat memahami pentingnya kolaborasi. Kolaborasi yang dilakukan harus mampu menguntungkan semua pihak dengan menjaga keseimbangan antara Industri Jasa Keuangan dengan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia Wimboh Santoso mengeaskan akan berkomitmen tinggi untuk terus memperkokoh stabilitas sistem jasa keuangan dan meningkatkan peran sektor jasa keuangan, khususnya dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional serta mendukung pemerataan pembangunan.
Dihadapan undangan yang hadir, ia menegaskan bahwa OJK akan senantiasa hadir untuk memfasilitasi dan memberikan kemudahan dalam mendukung sektor sektor prioritas pemerintah untuk memberikan ruang gerak sektor riil yang lebih besar.
Ia berharap, tahun 2019 OJK dapat melakukan capaian yang jauh lebih baik dari tahun lalu. Dengan perkembangan ekonomi dan sektor jasa keuangan yang terus tumbuh secara positif, pihaknya, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi membangun optimisme bersama guna memanfaatkan momentum akselerasi pertumbuhan yang berkelanjutan. [tam]

Tags: