Dorong Pemasaran UMKM Lewat Market Place

29-koperasi-UMKMSidoarjo, Bhirawa
Peluang mengembangkan usaha kian terbuka lebar seiring pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi perhatian para pebisnis, tak terkecuali pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah langkah yang dapat dilakukan ialah dengan memanfaatkan market place di internet.
Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturasi Usaha Kementerian Koperasi dan UMKM Drs Braman Setyo MSi mengatakan, pemerintah telah merancang aplikasi skim pengembangan usaha berbasis online. Salah satu tujuan yang paling penting dalam rancangan aplikasi ini adalah mempromosikan profil atau jenis usaha dari UMKM.
Menurut dia, langkah ini dilakukan lantaran perkembangan pengguna internet telah mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Termasuk di Indonesia, jumlah pengguna internet di negara ini telah mencapai 55 juta orang pada 2012 lalu. Padahal pada 2000, pengguna internet di Indonesia hanya 2 juta orang.
“Dari jumlah pengguna tersebut, 70 persen di antaranya merupakan pelaku usaha. Jadi kalau usaha sekarang tidak didukung dengan teknologi informasi, pasti sudah ketinggalan sekali,” tutur Braman dalam acara bimbingan dan sosialisasi e-chanel, e-commerce dan pemasok ritel besar di Hotel Utami, Sidoarjo, Senin (28/4).
Persentase transaksi sebanyak 70 persen itu, menurut penelitian yang dilakukan Euromonitor diprediksi telah mencapai angka Rp 700 miliar pada 2013 lalu. Ini diyakini akan terus meningkat. Bahkan pada 2015 mendatang diprediksi transaksi akan naik 30 persen menjadi Rp 1 triliun.
Saat ini, Braman mengaku telah banyak bermunculan market place atau yang kerap disebut toko online baru dapat menampung segala bentuk produk UMKM secara gratis. Bahkan jejaring sosial pun kini telah beralih fungsi sebagai alat penghubung komunikasi menjadi alat penghubung antara penjual dan pembeli. “Ini sah-sah saja dimanfaatkan. Tetapi, setiap langkah usaha memiliki konsekuensi. Di Jatim, telah ada 10 hingga 15 market place besar yang juga siap menampung produk UMKM,” tutur dia.
Dengan semakin dikenalnya produk usaha, Bram yang juga Mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jatim ini memastikan akan terjadi peningkatan permintaan pasar. Otomatis, hal ini harus juga dibarengi dengan peningkatan kualitas produk yang dimiliki oleh pelaku UMKM. “Kalau produk itu dikenal meluas hingga ke luar negeri barang kali, otomatis standar kualitas juga harus menyesuaikan pasar,” kata dia.
Peluang bisnis melalui internet ini sejatinya bukan hanya teori. Faktanya, berbagai pengalaman telah dibuktikan oleh sejumlah pelaku usaha. Salah satunya adalah Tutik, pengusaha rempeyek ini telah memasarkan dagangannya itu hingga ke Korea. Pengalaman ini memang dimulai karena kebetulan, yaitu tanpa sepengetahuannya, anak Tutik mengunggah foto rempeyek di akun fun page facebook.com. Tak dinyana, ternyata keisengan ini berbuah hasil yang menggiurkan.  “Saya kaget tiba-tiba ada yang telepon pesan rempeyek dua kuintal dari Korea. Saya langsung saja menyanggupinya,” ungkap tutur perempuan asal Kota Batu itu.
Keberhasilan Tutik menjual rempeyek hingga k luar negeri dengan omset ratusan juta ternyata juga menjadi berkah bagi tetangganya. Saat ini, Tutik mengaku telah memiliki karyawan sebanyak 17 orang. Seluruh karyawan tersebut merupakan tetangga satu RT  yang awalnya hanya dia minta untuk membantu.”Sekarang sudah tiga tahun berjalan, produk kami pun berkembang. Selain peyek, kami juga punya keripik tempe dan juga kerupuk,” tutur dia. [tam]

Tags: