Dorong Transformasi Digital

Seiring dengan perkembangan teknologi yang ditandai dengan adanya perkembangan E-Commerce dan Startup maka tidak bisa dipungkiri permintaan akan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknologi pun semakin meningkat di negeri ini. Terlebih, ketersediaan SDM berkualitas diperlukan agar mendukung pertumbuhan dan pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Sehingga, wajar jika realitas tentang talenta digital itupun kini tengah santer menjadi sorotan pemerintah dan pelaku industri.

Terlebih di negeri ini masih minim SDM yang berkualitas di dunia digital. Bahkan, kurangnya SDM, di pasar tenaga kerja, hingga kini menjadi salah satu tantangan nyata. Menurut Indeed.com, kesenjangan antara jumlah lowongan yang terbuka dan jumlah lulusan sangat tinggi. 600.000 lowongan muncul di pasar setiap tahun, sedangkan jumlah lulusan universitas hanya 50.000 per tahun.

Logis adanya jika untuk mensupply atas tingginya permintaan talenta-talenta digital dibidang e-commerce dan startup yang pesat, perlu menjadi perhatian pemerintah. Sebab, logikanya perusahaan akan mencari kandidat dengan keahlian di bidang teknologi, digital, dan e-commerce.Tenaga kerja dengan keterampilan membuat kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, pengalaman menangani pelanggan dan pengembangan produk akan sangat dibutuhkan ke depannya. Terlebih, berdasarkan laporan E-Conomy SEA 2021 dari Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan gross merchandise value (GMV) Indonesia naik signifikan dari USD 47 miliar pada 2020, menjadi USD 70 Triliun pada 2021. Bahkan diperkirakan mampu mencapai USD146 miliar pada 2025, (Republika, 21/6/2022).

Data tersebut tentu sebuah peluang yang tidak boleh tersia-siakan bagi pengembangan SDM. Dan, agar masyarakat Indonesia punya kecakapan digital maka pemerintah pun perlu terus mendorong meningkatkan dan mengembangkan keterampilan digital. Salah satunya, perlu terhadirkan ekosistem digital, dengan membangun infrastruktur telekomunikasi. Salah satunya, melalui perkembangan infrastruktur yang massif. Dan, Indonesia tampaknya juga harus segera melakukan perbaikan dalam mempersiapkan tenaga ahli yang peka dan paham digital dengan harapan bisa menghantarkan masyarakat menuju digital society. Terlebih, sampai tahun 2030 negeri ini harus mempunyai 9 juta talenta digital.

Masyhud
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Malang.

Rate this article!
Tags: