Dosen UC Ajak Masyarakat Manfaatkan Kain Perca jadi Produk Ekonomis

Salah satu contoh produk pengolahan dan pemanfataan kain perca binaan dosen UC yang dijadikan tas.

Surabaya, Bhirawa
Dosen Universitas Ciputra (UC) Surabaya, ajak masyarakat manfaatkan kain perca untuk diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sasarannya, adalah ibu-ibu pengrajin yang berasa di desa Munggugianti.
Wakil Rektor 1 UC, Prof. Dr. Christina Whidya Utami, mengungkapkan akademisi memiliki peran dalam turut serta penanganan limbah dengan mengubahnya menjadi barang ekonomis.
“Limbah perca yang banyak kami temui di desa Muguguanti Gersik bisa diubah menjadi barang ekonomi yang juga bisa menambah perekonomian keluarga,” terang Prof Utami yang juga penggagas kegiatan Pengolahan dan Inovasi Pemasaran Kain Perca bagi Ibu-ibu Desa Munggugianti, Kecamatan Benjeng- Gresik.
Pengolahan kain perca, kata Prof Christina memang sudah ada. Namun, inovasi produk dan pembembangan bisnis belum terlihat.
“Tugas kita untuk ikut ambil bagian dalam pengembangannya,” imbuhnya.
Prof Utami bersama tim yang terdiri dari Yoseva Maria Pujirahayu Sumaji, S.E., MM., MBA., CWM.
Anggota Peneliti Soelistyowati, S.Pd., M.Pd. sebelumnya melakukan beberapa pengamatan dan survey untuk menentukan pelatihan yang cocok bagi pengembangan bisnis kain perca di desa Munggugianti ini.
Salah satunya pelatihan pengolahan kain perca menjadi sarung bantal dan selimut dalam beberapa kali pertemuan.
“Pelatihan langsung dibimbing oleh dosen Fashion Produk Design Universitas Ciputra Surabaya. Ibu-ibu diajarkan bagaimana memilih perca dari jenis kain, dari motif sehingga saat digabungkan akan menampilkan produk yang apik. Paduan warna pun menjadi perhatian,” terang Yoseva salah satu anggota tim.
Kemudian, lanjut dia, mereka diajarkan membuat bentuk sarung bantal dan selimut yang bagus. Walaupun berbahan kain perca, tapi nilai estetiknya tinggi sehingga punya nilai ekonomis.
Dalam kegiatan ini, Prof Utami beserta tim juga menggelar pelatihan cara memasarkan produk yang sudah dibuat. Pelatihan berlokasi di desa Munggugianti Gresik, dengan peserta 15 orang.
“Hari ini kita hadirkan para fasilitator yang sebelumnya sudah memberikan materi dalam membuatan produk untuk mereview hasil produk buatan Ibu-ibu peserta pelatihan. Setelah itu dilanjutkan dengan pelatihan cara memasarkan produk-produk tersebut,” imbuhnya.
Kendati begitu, Prof Utami menekankan bahwa memasarkan produk tidak bisa mengandalkan pembeli datang. Tapi harus jemput bola. Produk akan dijual melalui e-commerce.
Prof Utama berharap, peningkatan kemampuan dalam berinovasi dan pengolahan bisnis kain perca masyarakat desa munggugianti diharapkan dapat meningkatkan perekonomian keluarga di desa itu. Limbah yang menggangu justu bisa menjadi bekah jika cakap dalam menggolahnya. [ina.why]

Tags: