Dossy Khawatirkan Semboyan Bhineka Tunggal Ika Hanya Tinggal Tulisan Belaka

Anggota DPR RI dari Hanura Dr Dossy Iskandar Prasetyo saat bertemu sejumlah masyarakat di Kelurahan Dupak Kecamatan Dupak kemarin.[siti/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Belakangan semboyan Bhineka Tunggal Ika seperti hanya tinggal tulisan belaka. Beberapa oknum yang mengatasnamakan salah satu agama, suku dan ras justu getol menyebarkan paham primordialis sempit seakan hanya kaumnyalah yang paling baik di antara semua kaum yang ada.
“Kebhinekaan harusnya kita pahami sebagai sebuah kekuatan pemersatu bangsa yang keberadaannya tidak bisa dipungkiri. Kebhinekaan juga harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multi kulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas,”tegas anggota DPR RI dari Hanura Dr Dossy Iskandar Prasetyo saat bertemu sejumlah masyarakat di Kelurahan Dupak Kecamatan Dupak kemarin.
Kekuatan spiritualitas di sini, tegas pria yang juga pengurus DPP Partai Hanura Bidang Pembinaan Legislatif bahwa masyarakat melihat perbedaan itu sebagai sebuah keragaman yang mempersatukan. “Menerima perbedaan sebagai sebuah kekuatan bukan sebagai ancaman atau gangguan. Semua budaya, agama dan suku yang ada tetap pada bentuknya masing-masing. Yang mempersatukan adalah rasa nasionalisme kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang memiliki ratusan budaya, adat istiadat, kebiasaan,”tandasnya.
Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam di setiap warga negara Indonesia. Namun, dalam kenyataannya masih ada konflik yang terjadi dengan mengatasnamakan suku, agama, ras dan antar golongan tertentu.
Lebih lanjut ditambahkan seharusnya keberagaman yang ada bisa menjadi modal yang sangat besar untuk menjadikan NKRI sebagai bangsa yang kuat. Tetapi, masih banyak permasalahan yang harus diselesaikan. Hal ini menunjukkan belum adanya kesadaran akan sikap komitmen persatuan dalam keberagaman di Indonesia. [cty]

Tags: