DP3 Terapkan Agency Hayati

Kades Dukuhsari Mukholadun bersama Kelompok Tani Makmur I saat menanam padi menggunakan mesin. [achmad suprayogi/bhirawa]

Kades Dukuhsari Mukholadun bersama Kelompok Tani Makmur I saat menanam padi menggunakan mesin. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Untuk mempermudah dan mempercepat proses tanam padi, serta memperkecil biaya tanam. Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (DP3) Pemkab Sidoarjo telah menerapkan, ujicoba penanaman padi dengan menggunakan mesin atau dikenal dengan Program Agency Hayati. Program itu dilakukan di Desa Dukuhsari, Kec Jabon dengan luas lahan sekitar 10 hektare.
Usai mempraktekkan penanaman padi dengan menggunakan mesin, Kepala Desa Dukuhsari, Mukholadun, Senin (29/6) mengatakan, kalau cara penanaman padi seperti ini diharapkan mendapatkan hasil yang banyak, dan memuaskan sesuai harapan petani. Karena prosesnya hanya mengeluarkan biaya sedikit, sekitar Rp600 ribu per petak, tak seperti yang dilakukan petani sebelumnya sekitar Rp2,5 juta. ”Dengan program ini, biaya sedikit hasilnya besar. Kalau berhasil akan dilakukan perluasan lahan penanaman padi yang lebih banyak lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Mantri Tani Kec Jabon, Budi Eko Prastyo mengatakan, kalau program ini akan dijadikan percontohan, dengan nama Program Agency Hayati. Adapun jenis padi yang akan ditanam adalah jenis bibit padi Sera, pola teknis tanamnya dengan menggunakan mesin. Sehingga mempermudah para petani untuk menerapkannya. ”Disamping itu juga memperkecil biaya pengeluaran dimasa cocok tanamnya,” katanya.
Yang menarik, tanaman model meram/memasukkan bibit padi kedalam mesin ini tidak menggunakan pupuk dan obat-obat yang mengandung kimia seperti pada umumnya. Tetapi lebih menggunakan pupuk alami, seperti limbah, serbuk kayu yang di gergaji. Sedangkan untuk menangkal hama, program ini lebih menggunakan piyas (Riko Gama) jenis serangga, yang akan dipasang di sawah. Kemudian dengan sendirinya akan menuju kebatang padi mencari hama yang bersembunyi di bawah daun. ”Sehingga hama itu tak sampai merusak batang dan daun padi,” jelas Budi.
Selain itu, ada lagi obat jenis bakteri korin, Santumonas atau lebih dikenal dengan nama kresek, Biaofirian untuk mengatasi hama wereng. Kalau yang seperti ini prosesnya tetap melalui penyemprotan seperti biasa. Jadi Program Agency Hayati ini sudah diterapkan di beberapa desa, seperti yang dilakukan Kelompok Tani Maknur Tani I di Desa Dukuhsari saat ini. Sistem penanaman kali ini menggunakan mesin, tidak manual. Karena penyemaiannya dari kecamba ke bibit padi, hanya dibutuhkan waktu tiga hari. Kemudian ditanam, menggunakan mesin traktor,” pungkas Budi Eko Pryastyo. [ach]

Rate this article!
Tags: