DP5A Gelar Motivasi dan Pembina Anak Rentan Masalah Sosial

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Camat Asemrowo, Bambang Udi Ukoro memberikan wejangan kepada Alfarisi, warga Kecamatan Asemrowo yang putus sekolah. Namun bercita – cita menjadi pemain bulu tangkis, sehingga disuruh Bu Risma masuk Club Surya Naga dan meneruskan sekolah lagi.

Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya dan lima kecamatan yakni Kecamatan Asemrowo, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Sukomanunggal memberikan Motivasi dan Pembinaan Anak yang Rentan Masalah Sosial, sebanyak 154 siswa SD, SMP dan SMA/SMK mengikuti acara yang digelar di Gedung Siola lantai 4, Kamis (5/3) kemarin.
Menurut Kepala DP5A (Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Candra Oeratmangun menjelaskan, ini acara pemberian motivasi anak – anak Surabaya, sebab apapun yang terjadi pada mereka menjadi perhatian Pemkot Surabaya karena anak – anak ini harapan dan masa depan Kota Surabaya, Masa depan Negara Indonesia. Sehingga DP5A bersinergi dengan para camat untuk memberikan pemahaman dan motivasi.
“Dalam Motivasi dan Pembinaan Anak Rentan Masalah Sosial ini mengambil tema Saya Bisa, diikuti 154 siswa SD dan SMP dari lima kecamatan, yakni Asemrowo, Krembangan, Kenjeran, Sukolilo dan Sukomanunggal. Dengan Menghadirkan narasumber Fatchul Munir SPsi MPSDM Psikolog dari Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) Pemkot Surabaya dan AIPDA Yuli Pudji Lestari dari Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya. Tujuan menggelar Motivasi dan Pembinaan Anak Rentan Masalah Sosial kepada Arek – arek Suroboyo ini, agar mereka lebih bersemangat lagi dan bisa menyiapkan masa depan lebih baik,” jelas Candra.
Sementara itu, Camat Asemrowo, Bambang Udi Ukoro menambahkan, Kecamatan Asemrowo mengadakan kegiatan Motivasi dan Pembinaan Anak Rentan Masalah Sosial ini bekerjasama dengan empat kecamatan lain di Kota Surabaya ini sebagai bentuk kepedulian yang sudah diinisiasi Kecamatan Asemrowo terhadap anak – anak Surabaya yang rentan terhadap masalah sosial. Sedangkan Kecamatan Asemrowo sendiri menghadirkan 65 anak, dari 154 anak yang hadir, sedangkan sisanya dibagi dengan empat kecamatan lainnya.
Menurut Bambang-sapaan akrab Camat Asemrowo, maksud tujuan menggelar motivasi dan pembinaan ini merupakan bentuk kepedulian sebagai aparat di bawah bersama masyarakat, kader, relawan, terhadap adik – adik generasi muda sebagai penerus bangsa pada umumnya dan menjadi calon pemimpin di Kota Surabaya pada khususnya. Sedangkan permasalahan sosial yang dihadirkan untuk adik – adik ini terkait masalah geng dan tawuran, broken home, putusan sekolah dan masalah keluarga yang banyak terjadi di masyarakat.
“Dari hasil kegiatan ini kami mengharapkan akan memberikan pendampingan dari kecamatan dan kelurahan, agar kami bisa memberikan kegiatan atau aktivitas positif pada adik – adik ini dan bisa bersinergi dengan adik – adik yang lain yang mungkin bisa melakukan aktivitas yang sewajarnya. Kami memandang adik – adik yang rentan terhadap masalah sosial ini adalah bentuk kurang kepedulian, kurang perhatian, atau mereka kurang diayomi, bahkan mungkin butuh sosok figure yang bisa memberikan perhatian dan pengarahan kepada adik – adik,” jelas Bambang.

Wali Kota Ajak Anak-anak Semangat Belajar agar Menjadi Orang Sukses
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang juga memberikan motivasi kepada ‘Anak – anak Spesial’ ini agar tetap bersemangat terus untuk belajar dan berdoa kepada Tuhan. Agar bisa sukses seperti dirinya saat masih belajar di Negara Belanda yang saat itu susah karena tidak bisa membeli makanan, sehingga harus Puasa Dawud yakni sehari puasa, sehari tidak puasa. Bahkan harus berlari karena tak mempunyai uang untuk membayar trem. Hingga dirinya harus belajar giat sehingga menjadi Wali Kota Terbaik di dunia, seperti saat ini.
Menurut Bu Risma-sapaan akrab Wali Kota Surabaya dengan sifat keibuannya saat memberikan motivasi kepada anak – anak. Kalian sama dengan anak – anak yang lain, kalian sama dengan anak – anak di seluruh dunia, kalian sama dengan ibu ini, kalian jangan rendah diri, kalian jangan malu. Kalian sama dengan anak – anak orang kaya, sehingga kalian berhak untuk berhasil dan menjadi orang sukses seperti anak orang – orang kaya.
“Kalian sama dengan anak – anak di seluruh dunia, kalian sama dengan anak – anak orang kaya, dan kalian berhak untuk sukses. Permasalahannya kalian mau atau tidak. Kalau kalian mau, kalian bisa sukses seperti anak – anak orang kaya. Tuhan itu Maha Adil. Jadi kalau kalian mempunyai masalah jangan lari, karena semua orang pasti mempunyai persamalahan masing – masing. Jika kalian lari dan kalian mau diajak berantem, mau diajak tawuran dan muda diprovokasi,” papar Bu Risma.
Sebab, tegas Bu Risma, nantinya, kalian rugi sendiri. Misalnya, kalian ikut tawuran dan tangan atau kaki kalian cacat satu atau cacat separuh, atau mata kalian buta satu. Bagaimana kalian menghadapi hidup dengan tubuh cacat. Bisa jadi kalian ditangkap polisi, sehingga kalian akan rugi sendiri. Seperti saat ini di LP Anak ada 70 anak yang sekarang menjalani tahanan dan mereka ingin bebas tetapi tidak bisa.
Kepada anak – anak yang serius mendengarkan motivasinya, Bu Risma menjelaskan dirinya tidak pandai, tetapi ketika anak – anak lainnya belajar satu jam. Wali Kota perempuan pertama di Indonesia ini mengaku harus belajar dua hingga tiga jam. Kemudian Bu Risma memberikan contoh, anak yang kini menjadi Kepala Dinas Kominfo, Fikser dan Camat Sukomanunggal, Lakoli yang saat sekolah di Papua, Irian Jaya harus berjalan tujuh kilometer untuk bersekolah tetapi harus dijalani hingga menjadi orang sukses.
Yang menarik, Wali Kota Surabaya ini menghadirkan lima anak Surabaya yang mau berubah dan belajar agar menjadi orang sukses, padahal dahulunya mereka ini ‘Anak – anak Spesial,”. Kelima anak ini Bledheg Sanghota yang kini kuliah semester II di Universitas Surabaya (Unesa). Bledheg ini juga atlet tinju Kota Surabaya, Risky Subroto dan Radit Pribadi Tegas siswa (keduanya siswa kelas VII SMPN 1 Surabaya, Ari Mukti siswa kelas VI SDN Kedung Baruk dan Marcel Dwi Rahmat siswa kelas V SDN Kedung Baruk. Kelima anak mau berubah setelah ditemukan Bu Risma dan kini tinggal di Kamri (Kampung Anak Negeri) milik Pemkot Surabaya. [fen]

Tags: