DPC Gerindra Sidoarjo Disinyalir Digerakkan Secara Otoriter

foto ilustrasi

Sidoarjo, Bhirawa
Tindakan DPC Gerindra yang memecat 12 Ketua PAC se Kab Sidoarjo dianggap otoriter. Korban pemecatan tak tinggal diam dan melaporkan tindakan ini ke DPD Gerindra Jatim.
Pekan lalu 12 PAC yang dipecat dari PAC Tarik, Balongbendo, Krian, Taman, Waru, Gedangan, Candi, Tanggulangin, Porong, Jabon, Tulangan, Sedati. Ke 12 Ketua PAC ini dianggap tak loyal kepada Ketua DPC Gerindra, M Rivai. Posisi mereka sudah diganti dengan orang lain.
Sementara Enam PAC yang masih setia adalah PAC Kota, Buduran, Prambon, Krembung, Sukodono, Wonoayu.  Keenam ketuanya masuk dalam SK kepengurusan yang baru.
Ketua PAC Tarik, Candra, menyesalkan namanya dicoret dan diganti nama lain dalam SK Kepengurusan yang baru. Boleh saja ketua DPC, Rivai, menjalankan sistem komando untuk memimpin Parpol ini tetapi tetap menggunakan AD/ART. Komando ini tidak boleh semena-mena harus melalui proses, kalau dinyatakan bersalah, harus ditunjukkan salahnya. Ia menyebut Rivai menggunakan tangan besi dan menafikan musyawarah.
Ia akan melawan keputusan itu. Ke 12 Ketua PAC yang dipecat tanpa alasan itu sudah mengirimkan surat ke DPD untuk menolak pemecatan itu.
Ketua PAC Tanggulangin, Solichin yang juga dipecat, mendesak DPD Gerindra Jatim untuk memproses pengunduran diri M Rivai sebagai Ketua DPC Gerindra Sidoarjo. Karena yang bersangkutan sudah pernah mengutarakan akan mundur dari Gerindra setelah terlibat pidana dalam kasus ijasah palsu. Namun Rivai yang menyatakan, ijasah palsu itu sebagai manuver lawan politik untuk menjatuhkan dirinya, berusaha memenangkan perkaranya di Mahkamah Agung.
Rivai saat ditemui menyatakan, ke 12 ketua yang diganti itu merupakan kader lama yang menjabat sebelum dirinya menjadi Ketua DPC. ”Setelah Gerindra besar, mereka inginnya menjadi ketua PAC, tidak mau jadi pengurus. Ya sudah, diganti saja sama yang masih energik,” ucapnya. [hds]

Tags: