DPC Kota Batu Bantah Rekom PDIP Turun

Pilkada (4444)Kota Batu, Bhirawa
Turunnya rekomendasi calon bupati – wakil bupati dari PDIP pada Pilkada Kabupaten Malang dikabarkan jatuh ke pasangan Sucipto-Dewanti Rumpoko. Dewanti Rumpoko merupakan istri dari Walikota Batu, Eddy Rumpoko (ER). Padahal  ER juga digadang akan ikut dalam bursa Pilkada Kabupaten Malang ini. Kabar telah turunnya rekomendasi dari DPP ini ditepis Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Malang, Mas’ud, Sabtu (27/6) malam.
Sanggahan ini secara otomatis menampik kabar yang menyebut rekomendasi DPP PDIP jatih pada Sucipto-Dewanti Rumpoko. Diketahui, Sucipto terdaftar sebagai kader PDIP, sedangkan Dewanti tercatat sebagai pengurus DPD PDIP Jatim. Selain sebagai pengurus di DPD, Dewanti juga merupakan istri Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang.
“Hingga malam ini DPC belum mengantongi rekomendasi dari DPP. Secara legalitas formal belum kami terima, surat dari DPP biasanya masuk ke saya selaku sekretaris,” ujar Mas’ud, Sabtu (27/6) malam. Namun demikian ia memprediksi rekomendasi segera turun akhir bulan ini. Karenanya, sebagai pengurus ia tidak mau berspekulasi sebelum ada kejelasan.
“Pastinya kapan kami belum tahu, semoga saja cepat turun agar kami segera konsolidasi internal dan menyiapkan mesin partai,” jelasnya.
Ditanya tentang sekolah partai yang diselenggarakan DPP PDIP, Mas’ud menyatakan jika Kabupaten Malang yang mengikuti sekolah partai yang diselenggerakan pada Minggu (28/6). Karena sekolah yang digelar mulai kemarin itu diperuntukkan bagi daerah yang rekomnya sudah turun. Adapun Kabupaten Malang akan ikut dan masuk pada gelombang kedua.
Sementara, ketika PDIP masih menunggu datangnya surat rekomendasi DPP, muncul berbagai spekulasi potensi pasangan calon yang diusung partai berlambang Kepala Banteng ini.
Di antaranya munculnya sikap politik dari tokoh poros perlawanan terhadap petahana, Zulham Mubarok. Zulham mengaku ada salah satu bakal calon PDIP yang sudah berkomunikasi dengannya soal dukungan ini.
Menurutnya, bergabung dengan partai berlogo banteng itu cukup relevan sebagai poros perlawanan terhadap petahana, Rendra Kresna, yang dianggapnya gagal melakukan pembangunan.
“Saya tidak mungkin mendukung incumbent, jadi satu satunya poros perlawanan yakni gabung dengan PDIP,” ujarnya.  [nas]

Rate this article!
Tags: