DPD PDIP Jatim: Mereka Yang Membelot itu Lupa Sejarah dan Jatidiri

Wakil Ketua DPD PDIP Jatim, Eddy Paripurna saat menyemangati kader PDI Perjuangan Kota Pasuruan pada acara konsolidasi partai dalam pemenangan Pilkada Kota Pasuruan, Selasa (17/11) malam. [Hilmi Husain/Bhirawa]

Pasuruan, Bhirawa
Wakil Ketua DPD PDIP Jatim, Eddy Paripurna menyampaikan upaya yang terus mengguncang baik dari dalam maupun dari luar, tidak sedikit menggoyahkan semangat kader PDI Perjuangan di Kota Pasuruan. Justru hal itu, menjadikan jajaran pengurus dan kader semakin solid.

“Meskipun kami terus menerus digoyang dalam upaya memecah belah hingga adu domba, sikap patriot terhadap kebesaran partai tetap di junjung tinggi. Tentu, kader sejati PDI Perjuangan tak akan mudah berubah pendirian,” ujar Eddy Paripurna dalam acara acara konsolidasi partai dalam pemenangan Pilkada Kota Pasuruan, Selasa (17/11) malam.

Manurut Eddy, aksi pembelotan kader yang mendukung lawan politik harus disikapi secara tegas. Yakni, para pembelot itu justru melupakan sejarah yakni partai yang membesarkannya.

“Mereka itu memang merupakan tokoh senior, tapi mereka lupa akan sejarah dan jatidirinya. Mereka dibesarkan, bisa menjadi Anggota Dewan, Wakil Wali Kota itu karena PDI Perjuangan,” tegas Eddy Paripurna.

Ketua DPC PDI Pejuangan Kota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo menyatakan bahwa banteng PDI Perjuangan itu hanya satu yakni banteng moncong putih.

“Setiap kader harus tegak lurus menjalankan amanat partai. Tidak ada banteng-banteng lain di PDI Perjuangan, selain banteng moncong putih,” kata Raharto Teno Prasetyo.

Calon Wali Kota petahana ini menegaskan saat ini merupakan kesempatan emas bagi PDI Perjuangan untuk memiliki pemimpin sendiri. Karena itu, para kader PDI Perjuangan harus bergotong royong dan bekerja keras memenangkan Pilwali Pasuruan.

“Harus dengan kerja keras untuk mewujudkan cita-cita itu. Saat ini waktunya PDI Perjuangan memiliki Wali Kota sendiri,” urai Raharto Teno Prasetyo. [hil]

Tags: