DPKH Lakukan Pemeriksaan Hewan Qurban

DPKH lakukan pemeriksaan hewan Qurban di pasar kaget.

Probolinggo, Bhirawa
Jelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriyah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Probolinggo melakukan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan hewan qurban di wilayah Kecamatan Kraksaan dan Paiton.
Tim kali ini dipimpin oleh Kabid Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran DPKH Kabupaten Probolinggo drh Yukti Widiatmaningsih didampingi Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner drh. Nikolas Nuryulianto, Koodinator Wilayah III dan Koordinator Kecamatan Kraksaan.
Di wilayah Kecamatan Kraksaan, ada enam titik pendataan, pengawasan dan pemeriksaan. Sementara di Kecamatan Paiton ada 2(dua) lokasi pendataan, pengawasan dan pemeriksaan ante mortem hewan qurban.
“Jumlah ternak yang diperiksa dari dua kecamatan lebih dari 300 ekor. Terdiri dari domba dan kambing. Ada sekitar 1-2% dari total pemeriksaan di lokasi tersebut terkena penyakit mata,” kata Kabid Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran DPKH Kabupaten Probolinggo drh Yukti Widiatmaningsih, Rabu (7/8).
Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner DPKH Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nuryulianto menyampaikan dengan ternak tanda merah, kemungkinan karena berada di tepi jalan atau kemasukan mikroorganisme, jadi masih dalam taraf wajar. Selain itu juga ada kaki domba yang tidak sempurna berdiri tegak (mungkin cacat karena bawaan lahir).
“Jadi disarankan kepada hewan qurban yang dijual, untuk yang sakit mata diobati terlebih dahulu sampai sembuh baru boleh dijual. Sedangkan domba yang kakinya cacat disarankan tidak dijual untuk hewan qurban,” ungkapnya.
Dalam kegiatan kali ini juga diberikan Surat Keterangan Kesehatan Hewan Qurban (SKKHQ) kepada para penjual hewan qurban dengan harapan konsumen tidak khawatir membeli hewan qurban di tempat ini karena sudah diperiksa oleh petugas berwenang.
“Kegiatan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan antemortem dan postmortem hewan qurban akan terus dilaksanakan. Sampai tanggal 14 Agustus 2019. Dimana data tersebut juga akan dikirimkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan nasional,” tandasnya.
Harga sapi anakan dan indukan ada kenaikan signifikan, dari kisaran Rp 500 ribu, hingga Rp 1 juta per ekor. “Harga sapi mulai mahal sejak seminggu terakhir. Sudah biasa, jika mendekati Idul Adha, harga sapi di tingkat pedagang di pasaran memang mahal. Saat ini naik dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta,” ujarnya.
Meski harga sapi mahal, namun permintaan semakin tinggi karena kebutuhan jelang Idul Adha. Ia meyakini, semakin mendekati Idul Kurban, harganya akan semakin naik. Sementara itu, H. Zainuddin, seorang pedagang sapi mengungkapkan, banyaknya permintaan sapi untuk Idul Adha, tidak hanya dari kalangan dalam Kabupaten Probolinggo saja, akan tetapi permintaan dari luar Probolinggo juga banyak.
“Pedagang asal Surabaya, Gresik, Malang dan daerah lainnya mengambil sapi dari Probolinggo. Sedangkan kita sebagai pedagang, membeli dari masyarakat. Kita mencari masyarakat yang menjual sapinya,” terang Zainuddin.
Saat ini kata dia, harga sapi jantan yang besar naik lebih dari Rp 1 juta per ekor, karena untuk kurban hari raya Idul Adha, banyak yang mencari sapi jantan. Untuk anakan dan indukan masih jarang peminatnya, tapi harganya di Kabupaten Probolinggo sudah mulai mahal, tambahnya [wap]

Rate this article!
Tags: