DPKH Situbondo Canangkan Program Pemakaian Pupuk Organik 10 Ribu Hektar

Kepala DPKH Kabupaten Situbondo drh MH Riwansia bersama mantan Kepala DPKH serta para karyawan saat acara family ghatering Sabtu (25/1). [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa.
Seluruh karyawan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Situbondo bersama para mitra berkumpul di kantor setempat Sabtu (25/1). Ratusan karyawan DPKH tampak kompak dalam kemeriahan acara family ghatering yang bertepatan dengan hari jadi DPKH ke-26. Ditengah acara yang muaranya untuk merekatkan kebersamaan dan kekompakan itu dicanangkan program penggunaan pupuk organik 2021 dengan taksasi lahan seluas 10 ribu hektar.
Menurut Kepala DPKH Kabupaten Situbondo, drh MH Riwansia, program pupuk organik memiliki banyak manfaat, satu diantaranya dapat menyuburkan tanah yang bahannya berasal dari kotoran hewan. Selain memiliki prospek yang potensial, lanjut mantan Sekretaris DPKH Kabupaten Situbondo itu, program penggunaan pupuk organik juga sangat menjanjikan. “Untuk itu program ini harus kita dukung bersama,” ujar M. Hasanuddin Riwansia.
Masih kata Udin-panggilan akrab MH Riwansia, populasi sapi di Situbondo saat ini tembus 180 ribu ekor dengan estimasi setiap ekor sapi bisa menghasilkan 12 kilogram pupuk organik. Selain itu, lanjut Udin, dari jumlah tersebut diharapkan mampu mencukupi untuk kebutuhan pupuk organik seluas 10 ribu hektar lahan. “Jika dikelola dengan baik dari potensi sapi yang kita miliki itu akan bisa mengkover sekitar 400 juta hektar lahan. Padahal lahan yang kita miliki hanya 38 ribu hektar,” ungkap Udin.
Udin menambahkan, selama ini yang menjadi masalah utama dalam pengelolaan pupuk organik adalah mengubah pola pikir para petani Situbondo. Nah dengan adanya pencanangan program penyuburan tanah melalui penggunaan pupuk organik tersebut, aku Udin, akan menjadi angin segar bagi DPKH Situbondo untuk menyinergikan kembali dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemkab Situbondo.
“Dengan adanya sinergi ini, akan memudahkan kita dalam pencapaian target. Untuk itu kita akan terus gencarkan sosialisasi melalui OPD dan pemerintahan desa tentang pemakaian pupuk organik. Salah satu diantaranya juga mencetak pengusaha pupuk organik,” beber Udin.
Udin menuturkan, dari hasil uji coba terhadap lahan pertanian dengan menggunakan pupuk organik murni, hasil penen yang dipetik petani sangat memuaskan. Buktinya, urai dia, dari harga pokok produksi beras jenis premium hanya menelan biaya Rp 4.500 per kilogram dengan syarat mengikuti standar operasional prosedur (SOP). “Yang jelas, kami tidak hanya memproduksi pupuk organik semata melainkan juga melakukan uji coba di lapangan,” imbuhnya.
Salah satu sarana yang tepat dalam memantapkan program penggunaan pupuk organik ini adalah dengan mengadakan kegiatan family gathering karena dapat mengoptimalisasi kinerja DPKH Kabupaten Situbondo. Dengan kegiatan yang melibatkan keluarga besar DPKH ini juga bisa memantapkan sinergitas dalam mengolah pupuk organik. “Ya, dengan kegiatan family ghatering ini kita jadikan ajang silaturrahim dan sharing dengan keluarga besar DPKH, termasuk juga dari mantan Kepala DPKH serta sejumlah komunitas pecinta hewan,” tandas Udin.
Data yang diterima Bhirawa, ada sejumlah lomba dari kegiatan family ghatering yang diadakan DPKH Kabupaten Situbondo. Diantaranya, bincang-bincang santai seputar kegiatan DPKH, aneka lomba bagi anak-anak dan dewasa. DPKH juga mengundang komunitas seal, musang lovers, ayam hias, iguana, kambing etawa, domba merino dan domba ekor gemuk. Dalam kegiatan tahunan ini juga digelar lomba estafet karet, bakiak, gendong istri, memasukkan paku kedalam botol serta lomba makan kerupuk.[awi]

Tags: