DPKP Jatim Yakinkan Ketersediaan Pangan Surplus

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jatim, Ir Hadi Sulistyo MSi saat menjelaskan stok ketersediaan pangan di Jawa Timur pada bulan Ramadan, diruang kerjanya, Kamis (17/5).

Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) meyakinkan masyarakat yang ada di Jatim agar tidak mengkhawatirkan stok ketersediaan pangan di Jatim selama bulan Ramadan.
“Semuanya (ketersediaan pangan, red) di Jatim masih mencukupi, bahkan Juli hingga Desember 2018 masih aman. Misalkan, jika harga beras naik dikarenakan ketersediaan kurang, maka hal tersebut tidaklah benar. Ketersediaan pangan kita masih mencukupi,” kata Kepala DPKP Jatim, Ir Hadi Sulistyo MSi, Kamis (17/5).
Dari data DPKP Jatim menyebutkan untuk ketersediaan beras, masih ada luas panen selama sub round I (Januari sampai April 2018) seluas 1.051.165 hektar, dengan produksi sebesar 5.970.939 ton gabah kering giling setara dengan 3.881.110 ton beras.
“Sedangkan konsumsi masyarakat Jatim selama 4 bulan sebesar 1.188.972 (perbulan 297.243 ton), sehingga sub round I tersebut kita masih ada surplus 2.692.138 ton beras,” katanya.
Sementara ketersediaan jagung, pada luas panen selama sub round I (Januari sampai April 2018 seluas 522,225 hektar, dengan produksi 1.710.909 ton pipilan kering. Konsumsi masyarakat Jatim selama 4 bulan sebesar 40.908 ton (perbulan 10.227 ton), sehingga pada sub round I masih ada surplus 1.670.001 ton pipilan kering jagung.
Kemudian ketersediaan kedelai, luas panen selama sub round I (Januari sampai dengan April 2018 seluas 22.410 hektar, dengan produksi 11.528 ton ose. Konsumsi masyarakat Jatim selama 4 bulan sebesar 149,304 ton (perbulannya 37.326 ton), sehingga pada sub round I tersebut masih kekurangan 137,776 ton ose kedelai.
Untuk hortikultura, lanjut Hadi, ketersediaan bawang merah pada sub round I (januari sampai april 2018) seluas 14.176 hektar, dengan produksi 113.584 ton bawang merah. Konsumsi masyarakat Jatim selama 4 bulan sebesar 35.960 ton (perbulan 8.990 ton), sehingga pada sub round I masih surplus 77.625 ton bawang merah.
Begitupula dengan ketersediaan bawang putih pada sub round I (januari sampai april 2018) seluas 118,3 hektar, dengan produksi 26.990 ton bawang putih. Konsumsi masyarakat Jatim selama 4 bulan sebesar 18.769 ton (perbulan 3.511 ton), sehingga pada sub round I masih surplus 18.490 ton bawang putih.
Untuk ketersediaan cabai besar pada sub round I (Januari sampai april 2018) seluas 3.665 hektar, dengan produksi 19.239 ton cabai. Konsumsi masyarakat Jatim selama 4 bulan sebesar 14.044 ton (perbulan 3.511 ton), sehingga pada sub round I masih surplus 1.727 ton cabai.
Sementara ketersediaan cabai kecil pada sub round I (januari sampai april 2018) seluas 14.482 hektar, dengan produksi 40.145 ton cabai. Konsumsi masyarakat Jatim selama 4 bulan sebesar 15.636 ton (perbulan 3.511 ton), sehingga pada sub round I masih surplus 24.510 ton cabai.
“Dari data ini, maka masyarakat sebenarnya tidak perlu mengkhawatirkannya, dan menghindari terjadinya panic buying. Sebelumnya pak Gubernur telah mengundang seluruh pengusaha dan ada terjadi kesepakatan untuk tidak menaikkan harga, karena stok pangan ada. Jika ada yang menaikkan harga, dan ternyata stoknya ada maka pengusaha tersebut bisa kena sanksi,” katanya.
Ia menambahkan, program khusus Pemprov Jatim menjaga ketersediaan pangan agar tetap aman diantaranya Pemprov Jatim bekerjasama dengan Bulog Jatim, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Polda Jatim, Kodam V Brawijaya, dan Satgas Pangan.
Selain itu, Pemprov Jatim juga melakukan operasi pasar dengan subsidi ongkos angkut, biaya buruh, dan biaya pengemasan agar bahan pokok sampai di pasar atau distributor lini IV. Diharapkan juga produsen, distributor, dan pelaku usaha menggelar operasi pasar secara mandiri. [rac]

Tags: