DPR Dukung Penggunaan Gas Alam Gantikan Elpiji

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Jember, Bhirawa
Legislator dan akademisi mendukung penggunaan gas alam secara maksimal sebagai energi yang murah untuk menggantikan elpiji karena gas alam di Indonesia menjadi energi yang melimpah.
“Potensi gas alam kita sangat melimpah. Jika dijual jauh lebih murah dan efisien sampai 30 persen dibandingkan elpiji, namun gas alam justru diekspor ke Jepang, Tiongkok dan beberapa daerah Timur Tengah,” kata anggota Komisi VII DPR RI Bambang Hariyodi di Jember, Rabu (10/8).
Saat lokakarya bertema “Lingkungan Hidup, Gas Rakyat Untuk Rakyat” di salah satu hotel Kabupaten Jember, Jawa Timur, ia menyayangkan peranan negara yang belum bisa memaksimalkan energi gas alam untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat di Indonesia, padahal subsidi yang diberikan pemerintah kepada rakyat didominasi untuk sektor energi.
“Dalam beberapa waktu ke depan, pemerintah akan mengurangi subsidi untuk elpiji demi mengurangi beban anggaran, namun pengurangan subsidinya akan dilakukan bertahap, seperti yang diterapkan pada BBM jenis premium dan solar,” tuturnya.
Politisi Partai Gerindra itu menilai subsidi pemerintah kepada masyarakat melalui elpiji juga tidak tepat sasaran karena pemerintah memberikan subsidi kepada tabung elpiji, bukan kepada rakyat.
“Siapapun yang mebawa tabung elpiji 3 kilogram ke toko akan dilayani, meskipun yang bersangkutan adalah orang kaya, sehingga subsidi itu tidak tepat sasaran,” katanya.
Bambang berharap pemerintah memaksimalkan peran Perusahaan Gas Nasional (PGN) untuk penyaluran gas alam karena gas alam bisa dipasang di setiap rumah warga menggunakan pipa yang terintegrasi seperti di Kota Surabaya, Malang, Pasuruan, Gresik, dan Probolinggo.
“Gas alam merupakan solusi seiring kritisnya pasokan energi fosil di Indonesia, sehingga sumber energi baru diharapkan muncul,” ucap legislator Daerah Pemilihan IV Jember-Lumajang itu.
Sementara Dosen Jurusan Energi Terbarukan Politekhnik Negeri Jember Yuli Hartanto mengatakan konsumsi energi Indonesia sangat rendah yakni sekitar 436 kwh per kapita, sedangkan di Filipina sebanyak 610 kwh per kapita, Thailand 1.860 per kapita, Malaysia 3.234 per kapita, dan Singapura 7.961 per kapita.
“Memaksimalkan energi terbarukan bisa memperkecil kesenjangan konsumsi energi di kalangan masyarakat dan kekuatan energi gas alam jauh lebih besar dibandingkan dengan elpiji yang didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10),” tuturnya.
Ia mengatakan gas alam lebih ringan, sehingga energinya jauh lebih besar. Bahkan ketika terjadi kebocoran, maka gas alam tidak akan menyebabkan ledakan karena udara gas langsung naik ke atas.
“Tidak seperti elpiji yang ketika bocor berada di bawah dan berpotensi mengakibatkan ledakan, apabila terkena percikan api,” katanya. [efi,ant]

Tags: