DPR RI Kecam Impor Beras, Bulog Jatim Taat Perintah

Ir H Bambang Harjo Soekartono Anggota Komisi Vl DPR Rl saat Sidak Beras Impor di Gudang Bulog Jatim. [m ali/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Anggota Komisi VI DPR RI, Ir H Bambang Harjo Soekartono setelah melihat kenyataan di Gudang Bulog Divre Jatim di Buduran, Sidoarjo, mengecam keras impor beras dari Vietnam dan Thailand.
Sebab pada kenyataannya di Gudang Bulog Jatim ada stok 40 ribu ton beras, artinya masih sangat cukup untuk konsumsi di Jatim sementara beras impor yang masuk sudah 12 ribu ton dari 20 ribu ton yang ditargetkan.
Menurut Bambang yang juga owner PT Dharma Lautan Utama (DLU) ini pemerintah salah kalkulasi soal beras ini, masalahnya beras di Indonesia ternyata masih melimpah sudah ada inisiatif impor, akibatnya beras impor harganya lebih mahal dibandingkan beras lokal.
”Di Papua saat ini sedang panen dan harga beras berkisar Rp11 ribu per Kg, sementata beras impor beredar dengan harga Rp12.500 per Kg sampai dengan Rp13 ribu per kg. Ini bisa dimaklumi karena Papua saat ini sedang panen beras sebanyak 300 ribu ton,” ungkapnya disela sela Sidak di Gudang Bulog Divre Jatim di Buduran Sidoarjo Senin (26/2) siang kemarin.
Melihat kenyataan yang ada, Bambang yang didampingi Waka Divre Bulog Jatim, Cecep Panji Nandia, Kasub Divre Bulog Surabaya Utara, Agus Sunarto dan Ketua Hipmi Surabaya Kuswana Mandiri menyatakan, kasihan dengan Bulog Divre Jatim sebab beras sekian banyak itu akan dikemanakan.
Di wilayah Jatim pun masyarakatnya akan susah mengkonsumsi beras jenis perau itu, karena masyatakat Jatim umumnya mengkonsumsi beras punel, sementara yang biasa mengkonsumsi beras perau biasanya masyatakat Kalimantan Selatan, hanya saja di Kalsel sendiri, saat ini menurut Bambang sedang panen beras.
Yang paling runyam, tandas Bambang, jika beras itu tidak jalan artinya stagnan maka yang menjadi beban adalah gudang penyimpanannya yang tidak memenuhi syarat untuk penyimpanan beras dengan jangka waktu yang cukup lama, maka akan rusak sia sia dan mubadzir.
Waka Divre Bulog Jatim, Agus Sunarto, saat dikonfirmasi pada kesempatan yang sama menyayangkan kebijakan itu. Namun pihaknya hanya menjalankan perintah dari atas saja tidak lebih dan tidak kurang, termasuk kemana beras impor itu akan disalurkan. ”Divre Bulog Jatim ini hanya dijadikan transit saja beras import yang masuk ke Jatim melalui kapal laut di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,” pungkas Agus Sunarto. [ma]

Tags: