DPRD Anggap Pendidikan Seks di Sekolah Perlu

Pendidikan SeksDPRD Jatim, Bhirawa
Maraknya terungkap prostitusi terselubung yang memanfaatkan media sosial  membuat berbagai pihak prihatin. Terlebih pelakunya banyak yang berasal dari kalangan remaja dan masih berstatus pelajar. Menanggapi hal itu, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Dokter Beny Kristiyanto mengusulkan perlunya pendidikan pengenalan seks di sekolah. Sebab, menurutnya prostitusi di kalangan pelajar itu berawal dari perilaku seks bebas.
Politisi asal Fraksi Gerindra itu mengungkapkan, pendidikan seks tersebut sebaiknya dimulai sejak tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Sebab pada tingkat itu, siswa didik sudah mengalami puberitas dan organ seks-nya sudah mulai berkembang.  Sehingga keingintahuan tentang masalah seksual mulai berkembang.
Dokter lulusan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung itu mengingatkan pendidikan pengenalan seks itu juga harus dilengkapi dengan pendidikan budi pekerti dan moralitas.  “Sudah waktunya Pendidikan seks diajarkan di sekolah. Ketimbang mereka mencari sendiri lewat internet yang belum tentu sumbernya benar. Lebih baik diajarkan secara formal oleh guru di sekolah,”tutur pria yang akrab disapa dokter Beny itu,  Selasa (28/4).
Pendapat Dokter Beny itu diamini koleganya di Komisi E, Mochammad Eksan. Bahkan politisi Partai NasDem yang berlatar santri itu menjelaskan pesantren sudah selangkah lebih maju dari sekolah formal. Pasalnya di pesantren pendidikan seks bukan sesuatu yang baru dan bukan pula sesuatu yang tabu bicara tentang seks.
Eksan menyontohkan pengajian kitab Uqudul Jain Fi Bayani Huququz Zaujain, kitab Qaratul ‘Uyun, dan kitab yang semisal, bukti empiris pendidikan seks sudah berlangsung lama dan juga sudah biasa. Kitab-kitab itu merupakan bagian buku ajar santri, terutama yang hendak akan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Kitab itu tak ubah buku kamasutra dalam tradisi Hindu Budha, dan materi pendidikan seks yang menjadi pelajaran sekolah di Amerika dan Eropa.
“Dalam pendidikan seks versi pesantren, seks itu mulia dan suci karena menghadirkan Tuhan. Tak seperti seks bebas yang justru menjauhkan diri dari Tuhan,”urai pengasuh Pesantren Mahasiswa Nurul Islam 2 Mangli Jember tersebut. [cty]

Tags: