DPRD Bondowoso Apresiasi Pemdes Jirek Mas Sosialisasikan Ijen Geopark

Suasana saat mensosialisasikan Ijen Geopark di Desa Jirek Mas Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. [Ihsan Kholil/Bhirawa]

Bondowoso, Bhirawa
Untuk menyukseskan Ijen Geopark, yang kini diajukan masuk warisan dunia UNESCO Global Geopark (UGG) betul-betul menjadi kesadaran bersama. Pemerintah Desa Jirek Mas mengundang Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) mulai mensosialisasikan Ijen Geopark pada masyarakatnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Plt Kadisparpora, Retno Wulandari, Ketua Komisi III DPRD Bondowoso, Sutriyono, Kabid Pariwisata Disparpora Arif Setyo Raharjo, Camat Cerme, Pemdes setempat dan sejumlah lapisan masyarakat lainnya.

Sosialisasi dilakukan karena Desa Jirek Mas Kecamatan Cermee Bondowoso ini memiliki situs yang sudah didaftarkan. Disana terdapat situs budaya berupa Gua Butha, yang diturut diajukan menjadi warisan dunia bersama sejumlah situs lainnya.

Gua Butha sendiri adalah merupakan gua pertapaan pada akhirnya zamam Majapahit sekitar abad ke-13 dan 14. Bhuta memiliki arti ‘Raksasa’ dalam Bahasa Madura (bahsa lokal tradisional). Situs ini merupakan cerukan pada tebing batu.

Akan hal itu, Ketua Komisi III DPRD Bondowoso, Sutriyono yang turut hadir dalam sosialisasi itu sangat mengapresiasi langkah Pemerintah Desa Jirek Mas dalam membantu menyukseskan Ijen Geopark.

Kerana dalam sosialisasi kali ini, masyarakat juga diberikan pemahaman tentang situs yang ada di Desa Jirek Mas. Termasuk diimbau saling bahu membahu untuk merawat kelestariannya.

“Ini sangat penting partisipasi masyarakat. Apalagi nanti dalam penilaiannya, melibatkan masyarakat secara langsung,” katanya saat dikonfirmasi, Selasa (16/2).

Karena kata dia, masyarakat paling bawah harus tahu apa Ijen Geopark, termasuk pula tujuannya. Dan menurutnya, langkah pemdes dengan secara sadar melakukan sosialisasi sangat bagus. Mengingat waktu penilaian semakin dekat.

Yang mana tim dari UNESCO Global Geopark diperkirakan akan datang ke situs Ijen Geopark Bondowoso dan Banyuwangi antara Mei-Juni untuk melakukan assessment atau penilaian.

“Tidak mungkin jika harus dilakukan Pemkab semua. Makanya keterlibatan desa dan komunitas yang selama ini diajak diskusi oleh Disparpora (Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga) sangat penting,” terangnya.

Sutriyono pula menyarankan, agar desa atau kecamatan yang menjadi delineasi Ijen Geopark (terdapat situs yang didaftarkan ke UNESCO), untuk mengembangkan ciri khas kelokalannya.

“Misalnya di Desa Jirek Mas ini, ada makanan tradisional. Sebut saja Kucur. Itu nanti kalau ada wisatawan selain mendapatkan tiket juga bisa diberikan makanan khasnya,” jelasnya.

Pihaknya juga menyebutkan, bahwa di Desa Jirek Mas ada kerajinan tangan dengan bahan kayu. Hal itu bisa dibuat miniatur Gua Butha. Agar wisatawan bisa ingat dengan Desa Jirek Mas.

Dia berharap, dari 16 dinas yang ditujuk sebagai pelaksana teknis dalam Ijen Geopark agar sesegera mungkin melakukan terobosan. “16 Dinas yang ditunjuk sebagai pelaksana teknis dalam Ijen Geopark segera mungkin melakukan terobosan. Jadi harus segera saling melangkah,”harapnya. [san]

Tags: