DPRD Bondowoso Dorong Pemkab Eskavasi Penemuan Situs Kerajaan Majapahit

Ketua DPRD Bondowoso, Kapolres, Dandim dan sejumlah anggota dewan saat meninjau keadaan situs di Desa Alas Sumur. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
DPRD Bondowoso mengaku bahwa pihaknya sangat perhatian atas penemuan situs yang diidentifikasi peninggalan Kerajaan Majapahit yang ditemukan oleh Abdul Ghani berupa batu bata kuno, fragmen porselen didalam sumur yang kedalaman sekitar 5 meter disamping rumah miliknya di Desa Alas Sumur Kecamatan Pujer beberapa waktu lalu itu.

Atas temuan itu, DPRD Kabupaten Bondowoso mendorong Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) untuk melakukan eskavasi terhadap peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut.

“Kita sangat perhatian atas situs peninggalan Kerajaan Majapahit ini. Yang kemudian nanti Insyaallah di APBD, karena memang tidak banyak anggaran yang dibutuhkan untuk geolistrik dan eskavasi awal. Sekitar Rp 150 juta, menurut teman-teman Kepurbakalaan,” ungkap Sinung Sudrajat Anggota DPRD fraksi PDIP itu, saat meninjau langsung keadaan situs bersama Ketua DPRD, Kapolres, Dandim dan sejumlah anggota dewan lainnya, Rabu (23/9).

Kata dia, sehingga nantinya atas dasar geolistrik dan eskavasi awal dilakukan, nanti bisa diperkirakan bagaimana bentuk atau struktur-struktur lain yang ada disekitar tempat temuan itu.

“Karena yang baru ketemu adalah pagarnya. Logika kita bagi orang awam, ketika ada pagar berarti ada yang dilindungi dari pagar tersebut,” urainya.

Dijelaskannya, dengan adanya geolistrik dan eskavasi, maka pastinya akan ada kajian-kajian dan rencana awal. Kalau pun benar ada suatu bentuk bangunan berupa candi ataupun semacamnya.

“Yang nantinya ketika itu kita kelola dengan serius, paling ndak berdampak pada perberdayaan ekonomi masyarakat,” harapnya.

Keberadaan temuan benda kuno yang diidentifikasi situs peninggalan Kerajaan Majapahit itu berada di tengah permukiman warga Desa setempat. Kata dia, dimungkin bisa kemudian dilestarikan, yang tentunya hal itu harus dengan kesadaran masyarakat dan juga pendekatan yang baik dari stakeholder Pemerintah Kabupaten Bondowoso.

“Insyaallah masyarakat pasti sadar apa pun yang akan dilaksanakan oleh pemerintah terkait dengan pelestarian, perlindungan cagar budaya, insyaallah bisa,” urainya.

Menurutnya, adapun salah satu unsur adanya Geopark adalah kebudayaan. Sedangkan untuk temuan benda kuno ini juga merupakan kebudayaan dan history yang sekaligus ada kaitannya dengan sejarah perjalanan Bangsa ini. Hal ini dimungkinkan pun akan masuk dalam daftar Ijen Geopark.

“Kalau tidak masuk disitu (Ijen Geopark-Red), sangat disayangkan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Sejarah dan Kepurbakalaan Disdikbud Kabupaten Bondowoso Hery Kusdarijanto mengatakan, untuk geolistrik sendiri pihaknya telah sepakat bersama BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) untuk kemudian dilakukan. Karena menurutnya, hal itu menjadi point penting untuk mengetahui keberadaan tanah, struktur batu bata yang ada.

“Eskavasi juga merupakan poin penting, bagaimana bila nanti mempunyai nilai sejarah tinggi, tentu akan kita kembangkan,” katanya.

Akan tetapi apabila kemudian hal itu hanya sekedar batu bata atau pondasi biasa, maka untuk sementara dimungkinkan akan ditutup. Namun dengan catatan, apabila suatu saat ada poin penting lagi. Maka pihaknya akan membuka kembali.

“Yang penting data itu tetap ada,” ulasnya.

Heri mengaku, bahwa untuk geolistrik yang paling adalah dengan menggunakan ITS. Adapun aggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 75 juta.

“Pengennya kita yang terbaiklah. Kita anggarkan Rp 75 dan eskavasi Rp 75. Kita belum tau pasti, sepertinya dianggaran 2021,” katanya.

Kemudian apabila cagar budaya ini mempunyai nilai yang sangat penting. Maka tentu pihaknya akan membangun secara bertahap dan juga pastinya akan mengajukan bantuan pada Pemerintah Pusat. Namun mengingat, kondisi sekitar yang padat akan pemukiman warga.

“Kemarin juga disinggung sama BPCB. Coba lihat dulu nilai pentingnya, apabila tidak terlalu penting kita tutup kembali atau tetap dibuat sumur, tapi harus ada catatan bahwa di daerah sini ada struktur batu bata,” jelasnya.

Sementara berdasarkan data dihimpun, penemuan situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Dusun Alas Sumur Selatan Desa Alas Sumur Kecamatan Pujer Bondowoso itu, terdapat 77 KK (Kepala Keluarga) dengan rumah warga yang saling berdekatan. [san]

Tags: