DPRD Dukung Kebijakan Angkot Gratis Malam Hari

Sopir AnkotKota  Mojokerto, Bhirawa
Kebijakan Pemkot Mojokerto memberlakukan kebijakan operasional Angkutan Kota (Angkot) malam gratis mendapat dukungan kalangan DPRD setempat. Kebijakan dengan sistem subsidi mulai Bulan Oktober mendatang itu diterapkan Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Dishub Kominfo). Tujuannya untuk menghidupkan angkutan massal yang selama ini mati suri.
Menurut Deny Novianto, anggota DPRD Kota Mojokerto, jika program Angkot malam gratis itu dipastikan membuat masyarakat yang membutuhkan transportasi pada malam hari terpenuhi. ”Pelayanan Angkot di Kota Mojokerto memang harus  seperti itu. Selama ini kota ini ibarat Kota Mati karena tak ada alat angkut massalnya, terutama malam hari,” ujar anggota dewan dua periode ini.
Politikus Partai Demokrat ini mengingatkan bahwa subsidi harus dilakukan tepat sasaran. Pemkot Mojokerto melalui instansi terkait harus menyiapkan tim pengawas subsidi. ”Jangan sampai anggaran subsidi yang bersumber dari APBD itu malah dinikmati mereka yang tak berhak,” lontar wakil rakyat asal Kel Surtan ini.
Tak hanya pengawasan, Pemkot juga harus gencar melakukan sosialisasi program Aangkot gratis ini. Jika tidak maka dikhawatirkan dimanfaatkan oknum Angkot yang tak bertanggungjawab akibat ketidaktahuan masyarakat. ”Jangan sampai Angkot yang semestinya gratis ini masyarakat tak tahu, dan malah membayar,” kata pria yang bau saja terpilih sebagai ketua Banleg DPRD Kota Mojokerto ini.
Kadishub Kominfo Kota Mojokerto, Ruby Hartoyo menjelaskan, pihaknya bakal  mengoperasionalkan angkot malam dengan pola subsidi mulai Bulan Oktober mendatang. Tujuannya  untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan angkutan umum  pada malam hari.
Meski mencatat izin operasional sekitar 34 armada transportasi umum dengan empat trayek, namun mikrolet yang beroperasi di kota ini tak lebih dari 15 armada. Adanya kemudahan memiliki motor telah mengubah kehidupan warga setempat yang semula menggantungkan mikrolet sebagai alat transportasi massal ke kendaraan roda dua.
Sehingga kini mikrolet di kota ini hanya bisa didapati beroperasi pada jam-jam kerja dan pulang kerja. Pada siang hari beberapa armada kadang ngetem di lingkungan pendidikan menunggu jam pulang sekolah. Saat malam alat transportasi ini menjadi barang langka yang jarang terlihat. Sejumlah sopir mengaku rugi bilamana memaksakan diri tetap jalan karena minimnya penumpang.
”Kami akan mensubsidi Rp6 ribu kepada pemilik angkutan. Dengan estimasi 12 penumpang per rit kami akan membayar Rp72 ribu untuk sekali jalan,” tambah mantan Kabag Humas Pemkot itu.
Agar efektif, mikrolet itu akan diberangkatkan tiap 15 menit dengan atau tak ada penumpang sama sekali. ”Kami sudah mengkaji setiap 15 menit harus ada mikrolet berangkat. Dalam semalam minimal ada 8 rit,” paparnya kemudian.
Agar lebih efektif, rute mikrolet malam hari diatur khusus. Yakni tempat-tempat keramaian seperti Jl Benteng Pancasila, Alun-Alun dan RSUD. [kar]

Tags: