DPRD Jatim Minta Gubernur Khofifah Tolak Sapi Impor

Rohani Siswanto

DPRD Jatim, Bhirawa
DPRD Jatim menantang keberanian Gubernur Khofifah untuk menolak sapi impor yang akan didatangkan pemerintah di tahun 2021 ini.

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Rohani Siswanto mengatakan jika Jatim melakukan impor menjadi salah satu indikasi kegagalan Pemprov Jatim di bidang peternakan karena tidak mampu menjaga kestabilan dan ketersediaan daging.

“Karena itu, ya kita tantang Bu Gubernur, berani tidak stop impor daging sapi masuk jawa timur,” terangnya saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (24/1) kemarin.

Kalau berani, sambung politisi asal Partai Gerindra, berarti keberhasilan program di bidang perekonomian seperti yang biasanya diklaim pemprov terbukti. Namun jika tidak, maka memang harus ada evaluasi terhadap program yang berkaitan dengan budidaya sapi, baik dari sisi penganggaran maupun kebijakannya. “Kami akan melakukan evaluasi terhadap itu,” tandasnya.

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100.000 ton.

Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) harga daging sapi pada Rabu (20/1/2021) lalu Rp108.857 sedangkan Kamis kemarin, Rp108.983.

Muthowif Ketua Paguyuban Pedagang Daging dan Sapi (PPDS) Jatim mengatakan, harga sapi di pasaran saat ini masih relatif normal. Masih pada kisaran Rp100 ribu sampai 110 ribu per kilogram.

Menurut Muthowif, kenaikan harga daging sapi di Jabodetabek karena daging sapi yang dijual di sana adalah sapi impor dari Australia yang biasa disebut Sapi BX. Harganya memang lebih mahal.

“Sapi BX, harga berat hidupnya sekitar Rp54 ribu per kilogram sedangkan sapi lokal hanya Rp46 ribu-Rp47 ribu per kilogram. Kenapa harga sapi BX dinaikkan? Supaya harga sapi lokal juga bisa naik,” katanya. [geh]

Tags: