DPRD Jatim Minta Penerapan PSBB Jangan Seperti Sinetron

Komisi E DPRD Jatim, Deni Wicaksono.

Surabaya, Bhirawa
Pemprov Jatim kembali mendapat kritikan tajam dari kalangan DPRD Jatim dalam mengawal pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya, yang diperpanjang 26 Mei sampai 9 Juni.
Kritikan itu dilontarkan Anggota Komisi E DPRD Jatim, Deni Wicaksono, Rabu (27/5). Menurutnya, Gubernur dan Wakil Gubernur tidak melakukan evaluasi PSBB tahap I dan II secara menyeluruh.
“Apa yang kurang dari jilid I, sehingga harus dibenahi di jilid II. Lalu apa yang kurang di jilid II untuk dibenahi di jilid III, itu semuanya tidak dilakukan dengan komprehensif. Ini sangat merugikan rakyat,” tegas Deni.
Politisi PDI Perjuangan itu mencontohkan tidak adanya transparansi dan serapan anggaran selama PSBB. ”Apa yang terjadi di dalam tim, evaluasinya bagaimana, indikatornya kinerjanya apa saja, publik tidak pernah tahu. Percuma Bu Gubernur dan Pak Wagub tiap hari konferensi pers tapi tidak melakukan langkah terukur di lapangan,” jelas politisi muda tersebut.
”Sejak Maret hampir tiap hari konferensi pers, eh tidak ada antisipasi lonjakan pasien, sampai rumah sakit overload. Baru hari-hari ini Gubernur sidak rumah sakit darurat. Dengan sendirinya itu menunjukkan tak adanya fokus dalam penanganan Covid-19 di Jatim,” lanjut Deni.
Deni juga mengkritisi belum adanya kordinasi dan satu kata antara Pemprov Jatim dan kabupaten/kota. ”Bu Gubernur dan Pak Wagub seperti sedang mencari panggungnya sendiri untuk kepentingan popularitas tapi tidak pernah diikuti dengan langkah solutif penyelesaian problem di lapangan,” ujarnya.
”Ketika ada persoalan pelik, kedua tokoh itu cenderung menghindar. Contoh riilnya, pengumuman perpanjangan PSBB, yang mencerminkan kegagalan dalam pelaksanaan, dilakukan oleh Sekretaris Daerah, bukan gubernur atau wagub. Seharusnya panglima perang dong yang di depan,” imbuh Deni.
Deni meminta Pemprov Jatim untuk lebih fokus dan menghentikan kegiatan selebrasi dan seremoni. Gubernur dan Wagub harus lebih bisa mendengar keluhan dan kebutuhan masyarakat.
”Sudahlah, Bu Gubernur dan Pak Wagub jangan sibuk kegiatan berbau seremoni. Main gimmick boleh, tapi substansi jangan dilupakan,” tegasnya.
Deni berharap PSBB jilid 3 adalah PSBB seri terakhir karena Pemprov Jatim bisa mengonsolidasikan seluruh kekuatan, termasuk pemkab dan pemkot. ”PSBB jangan seperti sinetron yang episodenya sampai puluhan bahkan ratusan,” sindir Deni. [geh]

Tags: