DPRD Jatim Minta Polisi Tegas kepada Suporter Anarkis

388 orang suporter Surabaya United saat dibawa ke Mapolrestabes Surabaya, Minggu (20/12) dini hari.

388 orang suporter Surabaya United saat dibawa ke Mapolrestabes Surabaya, Minggu (20/12) dini hari.

DPRD Jatim, Bhirawa
Komisi E DPRD Jatim yang juga membidangi olahraga mengaku prihatin dengan ulah para suporter bola yakni Bonek dan Aremania yang terus membuat kerusuhan. Ketua Komisi E Agung Mulyono mendorong kepolisian agar menindak tegas para pelaku yang telah menewaskan dua korban tewas saat bentrokan antara Bonek dengan Aremania di Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (19/12) lalu.
“Saya kira poin yang terpenting adalah penegakan hukum yang tegas sebagai bagian efek jera bagi pelaku maupun suporter yang lain agar tidak berbuat hal yang sama. Kami tak ingin mereka terus berulah seperti itu. Main keroyok, buat kerusuhan bukanlah hal yang baik dalam menyelesaikan persoalan,” kata Agung, Senin (21/12).
Politisi asal Partai Demokrat itu juga meminta adanya koordinasi yang baik antara panitia dengan klub dan pengurus suporter. Ini dinilai penting dilakukan, agar bisa meminimalisir bentrokan antar suporter atau dengan aparat.
Bahkan pihaknya juga siap menjadi mediator untuk mendamaikan kedua kelompok suporter tersebut. Namun dengan catatan, kedua pihak baik Bonek maupun Aremania tak lagi melakukan tindakan brutal dan anarkis di tengah-tengah masyarakat.
Sementara, anggota Komisi E lainnya Baddrut Tamam menilai kelakuan para suporter yang kerap anarkis tersebut timbul karena terkikisnya rasa nasionalisme yang ada dalam diri masing-masing. Dia menyatakan sangat prihatin dan tak ingin generasi muda khususnya di Jatim mudah terprovokasi oleh tindakan yang tak terpuji, bahkan terkesan kampungan itu.
“Bonek dan Aremania yang sering terlibat kerusuhan di banyak tempat itu menunjukkan rasa nasionalisme generasi muda kita yang terkikis. Jadi sekarang ini permainan sepak bola dianggap bukan permainan yang mengedepankan suportivitas, sehingga hal itu terus terulang lagi. Pemerintah perlu mengkanalisasi perilaku kriminal di internal suporter,” ujar pria yang juga Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Bahkan, dengan tegas pula ia menyebut ulah anarkis para suporter yang tak bertanggung jawab itu disebabkan pula oleh faktor lain, seperti minimnya tingkat pengetahuan dan faktor pengangguran . “Selain terkikisnya rasa nasionalisme, ulah anarkis mereka juga disebabkan dua hal yakni tingkat kebodohan dan pengangguran serta tak adanya pekerjaan yang jelas. Sehingga mereka mudah tersulut emosi juga terprovokasi melakukan tindakan brutal,” tandasnya.
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo masih mencarikan solusi terbaik terkait bentrokan antara suporter Aremani dan Bonek  yang menelan korban jiwa.
Pakde Karwo sapaan akrabnya mengatakan kalau cinta sepak bola kemudian berakhir bentrok hingga menyebabkan suporter tewas sama halnya menutup sendiri sepak bolanya. Sedangkan terkait bentrokan di Sragen tersebut, Pakde Karwo menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk menangani.
” Kita masih cari solusinya, yang penting hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Tapi kita harus cari juga penyelesaian sosialnya seperti apa,” Kata Soekarwo saat ditemui  usai rapat Paripurna laporan Dapil I-XI terhadap hasil reses III 2015 di Gedung DPRD Jatim, Senin (21/12) kemarin.
Pakde menegaskan kelak akan meminta pertandingan sepakbola yang berpotensi rawan konflik untuk ditunda.  “Kalau pertandingan tersebut menimbulkan konflik kami minta dihentikan dulu,” tegasnya.
Ia menceritakan, dulu ada kesepakatan antar kapten dua kubu fanatik sepakbola antara Surabaya dan Malang di Polda Jatim pada  2011 saat Polda Jatim dikomandoi Badrodin Haiti. “Tindak lanjutnya sekarang di refresh kembali. Pada waktu itu sepakat semua, kapten-kaptennya semua sepakat bahwa semua bisa dibicarakan dengan baik. Tapi ini kan generasinya yang tampil beda lagi,” ceritanya.
Pakde melihat, kejadian tersebut adalah aktualisasi yang harus positif dan harus dikanalisasi. Artinya, silaturahim itu bagian penting untuk sosial kemanusiaan. “Yang menginisiasi tetap Polda. Saya dengan Pangdam ikut, demikian juga dengan tokoh agama beserta masyarakat,” pungkasnya. [geh]

Tags: