DPRD Jatim Target Perda Perlindungan Perawat Selesai Tahun Ini

Kodrat Sunyoto

DPRD Jatim, Bhirawa
DPRD Jawa Timur menargetkan Perda Perlindungan Perawat dapat diselesaikan tahun ini. Perda ini menjadi landasan untuk melindungi para perawat serta masyarakat pada umumnya.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim Kodrat Sunyoto menjelaskan bahwa Perda ini telah masuk dalam pembahasan. Selain dengan jajaran eksekutif di Pemerintah Provinsi, Perda ini juga dibahas dengan stakeholder terkait.
“Kami bahas dengan mengundang beberapa pihak, mulai dari sejumlah asosiasi perawat, dokter, hingga direktur RS,” kata Kodrat dalam diskusi daring yang disiarkan akun Golkar Jatim TV, dikutip pada Rabu (10/2/2021).
Menurutnya Perda ini penting untuk segera disahkan. Produk hukum ini akan menjadi turunan dari UU no 38 tahun 2014 tentang Perawatan.
Sekaligus, semakin melengkapi landasan hukum di Jatim, khususnya untuk bidang kesehatan setelah sebelumnya juga ada Perda no 7 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan. “Hal yang tidak secara spesifik diatur dalam Perda Tenaga Kesehatan, khususnya tentang perawat, akan diatur di Perda Perawat,” kata Kodrat.
Perda ini akan mengatur beberapa hal, termasuk memastikan kesejahteraan perawat. Juga jaminan sosial yang akan didapatkan perawat.
Kodrat mengutip data Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, jumlah perawat teregister di Jatim mencapai 83.918 perawat (hingga awal Februari). Sekitar 20 ribu di antaranya belum bekerja secara tetap.
Pun juga dengan yang bekerja, seringkali status perawat yang tidak jelas. Sebagian perawat merupakan sukarelawan.
Di Jatim, ada 3.213 perawat yang bertugas di Ponkedes (Pondok Kesehatan Desa) yang tersebar di 964 Puskesnas yang ada di 8501 desa/kelurahan dan 664 kecamatan di provinsi jawa timur mendapatkan gaji rendah.
“Perda ini selain bertujuan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga perawat, juga meningkatkan kesejahteraan perawat. Termasuk, di dalamnya soal jaminan sosial terhadap perawat,” kata Kodrat.
Apalagi, perawat bersama tenaga medis lainnya menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19. Mereka memberikan pelayanan terhadap pasien secara terus menerus selama 24 jam.
Bahkan, jumlah perawat yang disebut positif Covid-19 mencapai 2876 orang. Sedangkan perawat yang meninggal mencapai 98 meninggal orang.
Sedangkan santunan dari DPW PPNI Jatim yang sudah diberikan 97, santunan dari DPP PPNI yang sudah diberikan 72 dan santunan dari Kemenkes yang sudah diberikan sebanyak 19.
“Kami menjadi saksi bagaimana kerasnya kerja para perawat saat menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Perda ini menjadi payung hukum untuk memastikan kesejahteraan perawat,” katanya. [geh]

Tags: