DPRD Jatim Usulkan Satgas Penanggulangan HIV/AIDS

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Tingginya angka penderita HIV/AIDS di Kota Surabaya membuat banyak pihak prihatin, satu di antaranya Sahat Tua Simanjuntak. Anggota DPRD Jatim asal Dapil Surabaya dan Sidoarjo ini mengaku miris dengan fakta tersebut. Karena itu, menurutnya harus ada langkah konkret dari Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya untuk menekan laju penyebaran HIV/AIDS.
Sahat menilai kinerja Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) masih belum efektif. Terbukti jumlah penderita AIDS di Surabaya sangat tinggi, bahkan tertinggi dibanding kota lain di Indonesia. Fakta itu menjadi peringatan serius bagi Pemkot Surabaya maupun pemkab/pemkot lain. Pihaknya juga berharap Dinas Kesehatan lebih pro aktif melakukan sosialisasi pencegahan terhadap penyakit HIV/AIDS.
“Saya usulkan pembentukan Satgas Penanggulangan HIV/AIDS di Jatim. Seluruh potensi masyarakat bisa dilibatkan dalam satgas ini agar efektif menanggulangi laju penyebaran HIV/AIDS di Surabaya dan daerah lain di Jatim,”tutur politisi Partai Golkar itu, Kamis (3/12).
Orang nomor satu di Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim ini menambahkan, penutupan lokalisasi prostitusi di Jatim termasuk Dolly yang merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara nyatanya tak mengurangi jumlah penderita HIV/AIDS. Justru sebaliknya, penyebaran virus mematikan itu sulit dideteksi karena para PSK yang berpotensi mengidap HIV/AIDS sudah berada di luar kontrol pemerintah.
“Dahulu pengidap HIV/AIDS mudah dideteksi. Pencegahan pun mudah dilakukan terhadap mereka yang berpotensi menukarkan. Tapi saat ini, semua di luar kontrol karena para PSK menjajakan diri sendiri dengan memanfaatkan media sosial,”beber politisi berlatar advokat ini.
Seperti pernah diberitakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, estimasi penduduk Jatim yang menderita HIV/AIDS sebanyak 57.321 orang. Di mana Kota Surabaya menjadi daerah di Jatim yang jumlah penderitanya paling banyak, yaitu 7.045 orang, disusul Kabupaten Malang sebesar 2.693 orang, Kabupaten Jember sebanyak 2.489 orang. Total ODHA yang meninggal dunia sampai September 2015 mencapai 3.323 orang.
Sedangkan dari Januari hingga September 2015 sebanyak 69 orang meninggal dunia di Jatim akibat HIV/AIDS. Untuk bayi yang lahir dengan HIV pada tahun 2015 sebanyak 78  bayi, di mana 20 di antaranya meninggal dunia.
Terpisah, Ketua Komisi E DPRD Jatim Agung Mulyono mengaku geram dengan masih tingginya angka penderita HIV/AIDS di Jatim. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) itu berharap semua institusi terkait bahu membahu bersama tokoh agama dan masyarakat dalam memerangi HIV/AIDS.
Politisi Demokrat yang akrab disapa Dokter Agung itu mengaku akan mendorong perda tentang penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS. Dengan adanya perda tersebut, pihaknya berharap pemberantasan terhadap penyakit tersebut bisa lebih terkoordinasi dengan baik.
“Perdanya sedang proses, kami akan dorong agar cepat selesai. Dengan begitu pemberantasannya bisa lebih terkoordinasi dan efektif,”pungkas politisi asal Banyuwangi ini. [cty]

Tags: