DPRD Kota Malang Sarankan PDAM Perbanyak Terminal Air di Pemukiman Terdampak

Hearing Komisi B dan Perumda Tugu Tirta hingga larut malam mencari solusi layanan air bagi masyarakat terdampak

Kota Malang, Bhirawa
Komisi B DPRD Kota Malang sarankan Perumda Tugu Tirta Kota Malang (dulu PDAM Kota Malang) untuk mengambil solusi jangka pendek, agar krisis air di Kota Malang bisa teratasi.
Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak terminal air di berbagai titik pemukiman terdampak, akibat putusnya saluran air beberapa waktu lalu.
Solusi itu muncul dalam hearing yang dilaksanakan Komisi B DPRD Kota Malang bersama Perumda Tugu Tirta Kota Malang yang digelar pada Rabu 15/1 petang kemarin, Dewan mendorong agar agar Perumda Tugu Tirta, memperbanyak terminal air, hal itu sangat mungkin dilakukan untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat.
Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Trio Agus Purnomo, mengutarakan, agar ada solusi jangka pendek, Karena saat ini, masih ada sekitar 10 ribu pelanggan yang belum teraliri air.
Terminal Air yang dimaksud Trio Agus itu sifatnya adalah mobile. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat Terminal Air pun tidak besar. Namun selama ini, Terminal Air baru berjumlah dua unit saja dan hanya kawasan Buring saja.
Perumda Tugu Tirta Kota Malang, kata dia.harus segera melakukan penghitungan biaya serta jumlah Terminal Air yang dibutuhkan. Kemudian agar segera memasangnya di kawasan pemukiman yang paling membutuhkan.
“Karena kalau pasang pipa, itu waktunya pasti butuh lebih lama lagi, sementara saat ini kebutuhan air sudah sangat mendesak, solusi paling mudah adalah terminal air,”ujar Trio Agus
Selain itu, upaya menyalurkan air bersih melalui tangki air juga ia harapkan terus dijadikan solusi awal Dia juga meminta agar Perumda Tugu Tirta responsif dengan setiap keluhan masyarakat yang meminta ada bantuan tangki air. “Respon cepat kepada seluruh kawasan yang membutuhkan air,” imbuhnya.
Sementara itu, M. Nor Muhlas, Direktur Utama (Dirut) Perumda Tugu Tirta Kota Malang, menyampaikan, pihaknya akan segera melakukan pendataan untuk mengetahui kebutuhan air. Setelah itu akan segera menempatkan Terminal Air di setiap sisi pemukiman terdampak krisis air.
Pemasangan Terminal Air, dia targetkan akan dilakukan dalam pekan ini. Lantaran penyediaan alat untuk Terminal Air tidak membutuhkan anggaran yang terlalu besar. Disamping itu tidak harus melalui proses lelang pengadaan seperti saat harus mengadakan pipa.
“Kami akan melakukan analisa dan segera dibuatkan Terminal Air sesuai kebutuhan. Sehingga semua kebutuhan air masyarakat bisa tercover,” tandasnya.
Terkait dengan 10 ribu pelanggan yang masih belum tersentuh aliran air bersih sama sekali selama insiden jebolnya saluran, Muhlas menjelaskan jika hal itu terjadi lantaran pemukiman pelanggan tersebut berada pada titik paling atas. Sedangkan untuk mencapai posisi paling atas, dibutuhkan tekanan yang lebih besar.
“Karena persoalan teknis, untuk sementara waktu tidak bisa dilakukan lantaran pipa masih mengalami gangguan,” ujarnya. Pihaknya lantas membeberkan beberapa skema akan ditetapkan untuk mengatasi permasalahan pipa jebol saat ini. Diantaranya adalah rekayasa jaringan, revitalisasi sumur yang belum bisa dioptimalkan, saluran air bersih melalui mobil tangki, hingga terminal air.
Sebab, urai dia jika harus mengganti pompa air membutuhkan waktu selama kurang lebih satu bulan. Dan selama penggantian akan dilakukan skema tersebut. [mut]

Tags: