DPRD Soroti Lambannya Pembagunan Pasar Turi

Surabaya, Bhirawa
Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya menyesalkan pembangunan Pasar Turi Baru hingga kini lambat atau tidak sesuai target yang telah direncanakan.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Rio Pattiselano, Minggu (16/2), mengatakan berdasarkan inspeksi mendadak yang dilakukan Komisi B beberapa hari lalu, progres pembangunan Pasar Turi Surabaya baru mencapai 80 persen. “Banyak bagian bangunan yang belum selesai, bahkan ada yang belum tersentuh,” katanya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta komitmen investor dan Pemkot Surabaya agar pembangunan berbagai fasilitas Pasar Turi fasilitas gedung Pasar Turi, dari eskalator, lift, tempat parkir dan lain sebagainya cepat selesai.

Soal rencana pada Februari 2014 pedagang lama sudah bisa menempati stan Pasar Turi, Rio mengatakan kemungkinan besar tidak akan terealisasi karena pedagang minta masuk bersama-sama ketika pembangunan selesai 100 persen.

“Tapi kalau pedagang sudah sepakat masuk dan mulai berjualan secara serentak dan tidak ingin celaka jika berjualan di tengah aktivitas pembangunan, itu terserah saja,” katanya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya meminta pedagang lama mulai berjualan di Pasar Turi Baru pada Februari 2014, sesuai dengan kontrak perjanjian yang ditandatangani antara Pemkot Surabaya dengan Investor PT Gala Bumi Perkasa.

Sementara Koordinator Majelis Pedagang Pasar Turi Surabaya, Kiemas A Chalim mengatakan, keinginan wali kota Surabaya agar pedagang lama masuk dan berjualan di Pasar Turi mulai Februari 2014 sesuai dengan perjanjian, namun perjanjian tersebut sifatnya tidak mengikat.

Selain itu, lanjut dia, Wali Kota Surabaya diharapkan ikut memikirkan penyelesaian pembayaran sekitar 150 pedagang lama Pasar Turi yang belum lunas dan terancam kehilangan hak mendapatkan stan di Pasar Turi Baru.

“Tapi hingga kini upaya kita belum membuahkan hasil, makanya kita harap Ibu wali kota bersedia membantu mereka dengan mencarikan pinjaman lunak dan kami kira itu lebih baik dari pada memaksa kita memulai jualan ditengah proses pembangunan,” katanya. [ant.hel]