DPRD Desak Pemkot Perhatikan Kali Lamong

Tanggul Kali LamongDPRD Surabaya,Bhirawa
Baru beberapa bulan dinyatakan selesai, proyek pelaksanaan konstruksi tanggul Kali Lamong dan Pintu Air di Kelurahan Sumberrejo Kecamatan Pakal Surabaya dan Pintu Air milik BBWS dengan biaya APBN sudah terlihat miring, patah dan jebol.
Tiga proyek biaya  nasional itu untuk mengantisipasi luapan banjir di wilayah Pakal dan sekitarnya, sebagai hasil koordinasi Pemkot Surabaya dengan provinsi Jatim dan pusat. Hasilnya realisasi proyek pembangunan konstruksi tanggul Kali Lamong dan Pintu Air di Kelurahan Sumberrejo Kecamatan Pakal Surabaya, yang lokasi di perbatasan wilayah antara Surabaya dan Gresik.
Kondisi proyek yang menurutnya amburadul ini disampaikan Vinsensius Awey anggota Komisi C DPRD Surabaya, dirinya mengaku prihatinan sekaligus kecewa terhadap hasil kinerja pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek pembangunan tanggul Kali Lamong dan Pintu Air di Kelurahan Sumberrejo Kecamatan Pakal Surabaya.
“Pelaksanaannya selesai pada tanggal 10 Desember 2015, namun hanya di sisi sebelah kanan, sebelah kiri masih belum, dan fatalnya sudah mulai mengalami kerusakan dua minggu kemudian, bahkan di awal Januari lebih kelihatan parah lagi, yakni terjadi kemiringan,” katanya. Rabu (20/1).
Secara detil, Awey mengatakan jika pada minggu kedua Januari, kemiringannya semakin parah bahkan terjadi patahan di tiga titik pada struktur di posisi tanggul betonnya.
“Kami minta kepada Pemkot Surabaya yang dalam hal ini Dinas PU untuk segera berkoordinasi secepatnya dengan pihak BBWS, untuk dilakukan perbaikan, karena jika tidak, maka jika curah hujan tinggi dan air laut pasang, maka akibatnya akan lebih yakni jebolnya tanggul, dan dampaknya adalah warga Surabaya disekitar tanggul,” tandasnya.
Sebagai anggota Komisi C DPRD Surabaya yang membidangi pembangunan, Awey juga menyoroti konstruksi bangunan Pintu Air yang pelaksanaannya telah selesai dua tahun silam. Karena ternyata hanya terbangun dengan konstruksi pasangan bata merah yang diplester dengan campuran pasir dan semen.
“Setahu saya konstruksi tanggul air itu dengan cor beton dengan ketebalan tertentu, namun yang terbangun disana ternyata hanya pasangan bata yang dilapisi pasangan campuran semen dan pasir, maka wajar jika kondisinya sekarang sudah ambrol,” tambah politisi asal Partai Nasdem ini.
Awey menilai, meskipun pekerjaan ini menjadi bagian dari BBWS, namun kami sebagai anggota dewan Surabaya tetap meminta pemkot untuk segera berkoordinasi dengan BBWS, karena menurut hemat saya, kesalahan ini ada pada pelaksanaan, namun lebih kepada pengawasan dan perencanaan.
“Saya melihat, petugas rayon dilapangan serta konsultan pengawasnya tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, saya berharap kepala dinas PU tidak hanya sekedar menerima laporan yang sifatnya “Yes Men” saja, tetapi juga turut melakukan check list dilokasi,” pungkasnya. [gat]

Tags: