DPRD Surabaya Imbau Pemkot Lakukan Kajian RS Darurat Covid-19 Siloam

Ketua Komisi D-Khusnul Khotimah

DPRD Surabaya, Bhirawa
Komisi D DPRD Kota Surabaya melakukan rapat koordinasi, terkait rencana keberadaan RS Darurat Covid-19 Siloam di Mall Cito. Rapat yang dilakukan lewat daring pada Selasa (23/02/2021) tersebut, diikuti pula oleh pihak manajemen RS Siloam, manajemen Mall Cito, Dinkes Surabaya, dan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi).

Ketua Komisi D-Khusnul Khotimah mengatakan, dewan menanyakan urgensi dari keberadaan RS Darurat Covid-19 di Mall Cito, dalam rapat tersebut.

“Kita semua mengetahui kalau pandemi Covid-19 sudah melandai. Dari 162 bed ICU rumah sakit rujukan Covid-19 yang mempunyai ventilator terisi 128 bed, jadi ada 36 bed yang kosong. Begitu pula bed di ICU tanpa ventilator terisi 17 bed dari 57 bed yang tersedia. Jadi ada 40 bed yang kosong,” terangnya.

Dengan kondisi tersebut Khusnul mengingatkan, agar pemkot Surabaya melakukan kajian yang dalam terhadap rencana keberadaan rumah sakit tersebut.

“Proses perijinannya panjang, diantaranya bagaimana soal IPAL, UKL UPLnya, kajian psikologis, ekonomi, kesehatan dan lain-lain ” tegasnya.

Politisi perempuan PDIP Surabaya ini tidak menampik kalau keberadaan rumah sakit dibutuhkan di Surabaya, tapi keberadaannya harus merata seperti perencanaan kota. “Surabaya barat dan Surabaya timur yang membutuhkannya sekarang ini,” ungkapnya.

Komisi D juga menanyakan bagaimana fungsi RS Darurat Covid-19 Siloam kalau pandemi berakhir. “Nanti bagaimana kalau pandemi berakhir. Apa mau jadi rumah sakit khusus infeksi atau rumah sakit umum. Kalau jadi rumah sakit umum harus menyediakan bed bagi masyarakat penerima PBI,” terangnya.

Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) nomor 47 tahun 2021 bahwa setiap rumah sakit swasta harus menyediakan 40 persen bed standart BPJS bagi masyarakat penerima bantuan iuran (PBI) APBN maupun APBD.

“Intinya adalah bagaimana rumah sakit swasta harus memberkan layanan terbaik bagi masyarakat. Terutama masyarakat yang tidak mampu,” pungkas Khusnul.

Sementara itu Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya-Dr Akmarawita Kadir menilai Rumah Sakit Darurat Covid-19 masih dibutuhkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi warga Surabaya.

Untuk itu terkait RS khusus Covid-19 di Cito ia berharap melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait.

”Melihat pandemik Covid-19 yang masih belum tahu kapan selesainya, maka Surabaya masih perlu adanya tambahan rumah sakit khusus Covid-19. Kita sebenarnya mengapresiasi RS Siloam untuk membangun RS khusus Covid-19 di Surabaya yang terletak di area City of Tomorrow (CITO),” jelasnya

Menurut Akmarawita Kadir dengan adanya RS Siloam khusus Covid-19 ini akan menambah cakupan pelayanan kesehatan di Surabaya. Apalagi kalau melihat sebelum PPKM dilaksanakan warga mencari RS Covid-19 sangat susah karena hampir semua penuh.

”Ini juga sangat diperlukan untuk persiapan misalnya ada gelombang ke tiga yang kita belum tahu akan muncul atau tidak, kita semua berharap tidak muncul lagi gelombang ke tiga, tapi harus ada persiapan RS khusus Covid-19 di Surabaya. Memang dalam proses pengadaannya saya berharap tetap berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait agar tidak menimbulkan masalah baru,” tegasnya.

Anggota dewan dari Partai Golkar ini menginginkan agar pihak RS Siloam berkomunikasi yang baik dengan warga sekitar, dan juga berkoordinasi dengan dinas kesehatan, sehingga syarat-syarat mengenai RS darurat Covid-19 ini bisa terapkan oleh RS Siloam.

”Kita ingat sewaktu pasca liburan panjang, Menteri Kesehatan sangat menghimbau kepada seluruh daerah atau kota agar fokus pada ketersediaan Tempat tidur khusus Covid-19, karena memang hampir di semua daerah zona merah terjadi keterbatasan tempat tidur, keterbatasan ICU dsb. Nah ini jangan sampai terjadi lagi warga kesukaran untuk mencari ICU, mencari RS karena penuh. Jadi harus ada persiapan, karena memang pandemi ini kita sama sekali tidak tahu kapan berakhirnya,” paparnya. [dre]

Tags: