DPRD Surabaya Sesalkan Penertiban PKL Jagir

Penertiban PKL yang mangkal di trotoar

Surabaya, Bhirawa
Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya menyesalkan rencana penertiban 17 bangunan pedagang kaki lima di Jalan Bentul, Jagir Wonokromo yang terkesan terburu-buru, tanpa persiapan matang sehingga berdampak aktivitas ekonomi PKL terhenti.
“Aktivitas PKL terhenti sejak Minggu (31/12) lalu akibat pelebaran saluran air di Jalan Bentul,” kata Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti saat mengunjungi lokasi PKL di Jalan Bentul, Jagir, Surabaya, Senin (1/1).
Menurut dia, rencana penertiban bangunan PKL secara mendadak tersebut merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke saluran air di Jalan Bentul yang mampet sehingga menyebabkan banjir pada Sabtu (30/12).
Mendapati hal itu, lanjut dia, Risma meminta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya melakukan pelebaran saluran air dari sebelumnya satu meter menjadi dua meter. “Bu Risma melihat di Jalan Bentul ada belokan aliran sungai yang menyempit sehingga minta dilebarkan,” katanya.
Hanya saja, pihaknya menyayangkan kebijakan Pemkot Surabaya mengatasi persoalan tersebut dengan berencana membongkar bangunan PKL yang sudah puluhan tahun, tanpa adanya persiapan matang.
“Waktu pembongkaran biasanya itu paling tidak minimal satu minggu. Tapi ini Minggu (31/12) sosialisasi, namun Selasa (2/1) PKL diminta membongkar lapaknya, jika tidak membongkar akan dibongkar pemkot. Ini yang saya sesalkan waktu yang sangat singkat,” katanya.
Hampir semua PKL, lanjut dia, menerima begitu saja dan tidak ada yang protes karena Pemkot Surabaya menjanjikan setelah saluran itu diperluas, para PKL bisa berjualan di tempat yang sama, tetapi tidak boleh permanen.
Reni mengatakan pada Senin ini para PKL mulai membongkar tempat jualannya. “Pemkot harus memenuhi janjinya,” katanya.
Untuk jangka panjang, Reni menyarankan agar saluran air tersebut tidak hanya diberi “plengsengan”, melainkan diberi “box culvert” agar lebih kuat dan nyaman. “Bila perlu nantinya para PKL yang kebanyakan menjual makanan itu dibangunkan sentra PKL,” ujarnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Supomo hingga berita ini ditulis belum bisa dikonfirmasi. Saat ditelepon, ponselnya tidak aktif. [gat,ant]

Tags: