DPRD Surabaya Soroti Pemberdayaan Warga Eks Dolly Minim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

DPRD Surabaya, Bhirawa
Minimnya pemberdayaan ekonomi bagi warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak Surabaya beberapa waktu lalu kembali disoal DPRD Kota Surabaya. Jika tidak segera dicarikan solusi, dikhawatirkan mereka kembali bekerja menjadi PSK.
“Dari 30 warga eks-Dolly yang dipekerjakan untuk menjahit sepatu merek Ardiles di bekas Wisma Barbara, kini berkurang tinggal 15 orang. Mungkin penghasilannya sedikit yakni Rp 200 ribu per bulan sehingga banyak yang keluar,” kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Ratih Retnowati saat berkunjung di eks-lokalisasi Dolly, Minggu (25/1).
Menurut dia, kedatangannya ke eks-lokalisasi Dolly adalah inisiatif sendiri untuk melihat pemanfaatan bekas Wisma Barbara yang merupakan wisma terbesar di Dolly yang telah dibeli Pemkot Surabaya untuk pemberdayaan ekonomi warga setempat.
Ia mengatakan warga yang dipekerjakan yang awalnya 30 orang menjadi 15 orang dengan pekerjaan bisa menyelesaikan 1.000 pasang sepatu selama sebulan. Adapun ongkos pengerjaan sepasang sepatu dihargai Rp 6.000 dengan pendapatan sebulan Rp 6 juta.  “Rp 6 juta itu kemudian dibagi 30 orang sehingga setiap orangnya menerima Rp 200 ribu perbulan,” katanya.
Ratih mengatakan penghasilan per bulan tersebut sangat rendah, sehingga pihaknya berharap agar pemkot mengusulkan perusahaan sepatu untuk menambahnya. “Paling tidak penghasilannya agak naik sedikit,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, bila perlu sebaiknya juga pengerjaan sepatu dilakukan di rumah masing-masing. “Nanti saya akan bicarakan hal ini dengan pemkot,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya Supomo hingga saat belum bisa dikonfirmasi. Saat ditelepon terdengar nada panggil namun tidak diangkat. [gat]

Tags: