DPRD Tolak Pindahkan Car Free Day Kota Mojokerto

Car Free Day Kota Mojokerto(Perwali Jangan Kalah dengan Kepentingan Pengusaha)
Kota Mojokerto, Bhirawa
Rencana pemindahan lokasi Car Free Day (CFD) setiap Minggu pagi dari kawasan Jl Benteng Pancasila, Kota Mojokerto, mendapat penolakan dari kalangan dewan. Sejumlah wakil rakyat menyatakan jangan sampai event CFD yang merupakan produk Peraturan Wali Kota (Perwali) kalah dengan kepentingan pengusaha hotel yang berada di kawasan itu.
Manajemen hotel mewah dalam komplek Sunrise Mall di kawasan Jl Benteng Pancasila dipusingkan dengan akses keluar masuk tamunya, terutama setiap Minggu pagi. Pasalnya di hari itu Jl Benteng Pancasila di depan hotel yang kini masih dalam taraf pembangunan itu digelar event CFD. Wacana permintaan pemindahan lokasi CFD oleh menejemen hotel, tampaknya ditolak DPRD setempat.
”Menutup ataupun memindahkan lokasi CFD, tak bisa. Tidak serta merta dengan adanya mall maka rakyat dikorbankan, apalagi dasar pelaksanaan CFD itu Perwali, harus ada kajian hukum untuk memindahkan CFD,” lontar Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Sonny Basuki Rahardjo, Rabu (8/6) kemarin.
Sonny mengatakan, karena CFD didasari pada Perwali maka kalau mencabut atau mengalihkannya ke tempat lain butuh perwali juga. ”Butuh Perwali untuk mengalihkannya. Karena CFD didasarkan atas Perwali. Dan saya kira pengelola hotel dan mall tahu itu kawasan CFD, sebelum membangun hotel,” tandasnya.
Ia memastikan peluang penutupan atau pengalihan lokasi CFD sudah tertutup rapat. ”Biar hotelnya gak beroperasi nggak masalah. Pihak hotel silahkan mengajukan pengadaan jalur alternatif menuju Jl Empunala saja,” tambah politikus Partai Golkar ini.
Pernyataan senada disampaikan Wakil Ketua Dewan, Umar Faruq. Politisi PAN ini mengungkapkan penolakannya pada wacana penutupan CFD. ”Nggak bisa itu. CFD tidak akan ditutup meski pihak hotel memohon pemberian akses pada hari Minggu pagi,” cetusnya.
Ia justru mempertanyakan Analisi Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) sebelum pembangunan Sunrise Mall dan hotel itu. ”Sebelumnya kan mereka sudah tahu kalau Minggu dipakai CFD kok bangun hotelnya disitu. Ya biar saja kalau tamunya mau keluar parkir kendaraan di pinggir pompa bensin sana. Yang jelas kami tidak setuju penutupan CFD,” katanya.
Sebelumnya, Silvi Setiawan,  Direksi PT Sukses Bersama Kencana Satya selaku pengelola mall membantah pihaknya mengajukan penutupan CFD. “Kami tidak meminta CFD ditutup tapi dicarikan jalan alternatif agar tamu hotel bisa keluar. Masak kalau Minggu tamu hotel mau ke Bandara tidak bisa karena ke tutup,” katanya.
Soal permohonan pengadaan jalan alternatif ini, imbuhnya, sudah diajukan ke Pemkot. ”Kami meminta jalan altenatif ke Pemkot. Dan itu sudah diurusi Pak Rudy (pemiliki gedung),” akunya.
Terkait kemungkinan penolakan permohonannya Silvi enggan menjawab. ”Kami hanya memohon itu saja. Yang lain tanya Pak Rudy saja,” pungkasnya. [kar]

Tags: