DPUBM Kabupaten Malang Segera Bangun Ulang Jembatan Ambrol

Kepala DPUBM Kab Malang, Romdhoni

Kab Malang, Bhirawa
Jembatan penghubung Desa Gading Kulon dan Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang terputus akibat banjir akan segera dibangun ulang oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang.
Sebenarnya jembatan tersebut baru selesai dibangun pada bulan Agustus 2019, namun pada Januari 2020 ambrol akibat diterjang banjir yang mengakibatkan warga di dua desa tersebut mengalami kesulitan dalam membawa hasil pertaniannya.
Kepala DPUBM Kabupaten Malang Romdhoni, Kamis (5/3), kepada Bhirawa mengatakan, ambrolnya jembatan yang menghubungkan Desa Gading Kulon dan Desa Selorejo tersebut akibat force major atau akibat bencana terjadinya bencana alam. Sedangkan jembatan itu bukan karena ada kesalahan konstruksi, namun akibat bencana alam.
“Itupun sudah dinyatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kecamatan, dan Kepolisian, jika ambrolnya jembatan karena bencana alam,” tegasnya.
Bahkan, lanjut dia, Bupati Malang juga menyatakan bahwa jembatan bukan akibat kesalahan spek atau buruknya konstruksi bangunan, tapi karena murni faktor bencana alam. Bupati memerintahkan segera dilakukan pembangunan ulang pada jembatan tersebut, dengan desain baru. Sebab, jembatan yang menghubungkan kedua desa itu, sebagai pendukung perkembangan wisata petik jeruk.
“Dengan dibangun ulang jembatan itu, diharapkan nanti bisa memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata petik jeruk. Karena selama ini, di wilayah Desa Selorejo dan sekitarnya merupakan sentra penghasil buah jeruk,” papar Romdhoni.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemeliharaan DPUBM Suwignyo menambahkan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan desain jembatan baru pada jembatan yang ambrol itu. Sedangkan untuk membangun ulang jembatan, ada kenaikan anggaran yang mencapai 30 persen dari pagu sebelumnya yakni mencapai Rp 700 juta.
“Naiknya anggaran pembangunan jembatan tersebut, dikarenakan akan dilakukan rekonstruksi dibagian fondasi jembatan,” ujarnya.
Sebelum terjadi banjir, dia menjelaskan, kedalaman sungai hanya 3 meter, kini menjadi 6 meter. Sehingga pihaknya melakukan perubahan konstruksi pada pondasi jembatan. Karena permukaan dasar sungai sudah mengalami penurunan yang cukup ekstrem dari kondisi sebelumnya. Sedangkan bangunan jembatan itu, dibangun ulang dengan kontruksi bangunannya yang sama, yaitu jembatan beton. [cyn]

Tags: