dr Abraar Kuddah: Sehari 16 Orang Positif Covid-19 di Kota Probolinggo

dr Abraar HS Kuddah didampingi dr. NH Hidayati dalam vidcon.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Dari Zero Kini Sudah Mencapai 70 An Positif Corona
Probolinggo, Bhirawa
Masih adanya masyarakat yang tidak menjalani protokol kesehatan membuat perkembangan pasien Covid-19 di Kota Probolinggo semakin meningkat. Beberapa klaster terbentuk akibat dari seorang pasien dari luar kota yang datang ke Kota Probolinggo tanpa mengikuti prosedur yang benar. Sehari 16 Positif Covid-19 di Kota Probolinggo. Akibatnya dari zero kini sudah mencapai 70 an positif corona.

“Kemungkinan ada kelalaian dari keluarga, tanpa protokol kesehatan membawa keluarganya ke Kota Probolinggo sehingga mereka semua terpapar Covid-19. Mereka terkonfirmasi positif walaupun tanpa gejala dan kondisinya baik-baik saja,” hal ini diungkapkan Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr Abraar HS Kuddah, dalam video conference (vidcon), Rabu (1/7) malam.

Ini menjadi pelajaran, lanjut dr Abraar, apabila ada keluarga dari luar kota yang sengaja dibawa ke Kota Probolinggo karena kepercayaannya pada RSUD dr Mohamad Saleh, tetap harus mengikuti prosedur kesehatan.

“Biarkan rumah sakitnya yang merujuk ke tempat kami. Akan kami terima. Jangan sesekali mengambil langkah pulang paksa dibawa ke Kota Probolinggo lewat UGD seperti halnya pasien biasa. Kejadian ini cukup membuat kami khawatir karena justru penambahan terjadi dari pasien tersebut,” kata dr Abraar dengan rasa sesal.

Bila pasien berkumpul dalam satu mobil tanpa pengiriman yang sesuai protokol kesehatan maka berdampak kurang baik bagi mereka yang ada di dalam mobil tersebut. “Seharusnya di Kota Probolinggo semakin hari semakin membaik. Seperti pernah kami sampaikan, kami bangga sudah ada warga sadar dengan menjalankan protokol kesehatan melakukan rapid dan swab mandiri,” tuturnya.

Plt Direktur RSUD dr Mohammad Saleh ini menegaskan, Covid-19 merupakan virus yang bisa dikendalikan dengan cara isolasi yang baik dan benar. Ia pun mendiskusikannya dengan para ahli virus saat memenuhi undangan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya. Pada saat virus masuk ke dalam tubuh, dalam beberapa hari akan mutasi menjadi ganas. Menginjak hari ke 7 atau 10 virus akan melemah, tetapi akan lebih ganas jika dengan komunitas lainnya.

Isolasi yang baik dan benar dapat mencegah terjadinya perluasan hal-hal yang bisa menambah penyebaran virus dengan cepat. “Tidak boleh terlalu menganggap remeh tetapi tidak boleh berlebihan menyikapi persoalan. Tetap ikuti protokol-protokol kesehatan, physical distancing, social distancing, rajin mencuci tangan. Saya yakin di Kota Probolinggo bisa zero seperti kemarin-kemarin,” tegas dr Abraar yang saat vidcon didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr NH Hidayati.

Ya, berdasarkan update data yang dirilis Dinas Kesehatan P2KB Kota Probolinggo pada 1 Juli, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 16 orang. Jumlah ini melonjak tajam karena hasil dari pengambilan swab keluar bersamaan meskipun tes dilaksanakan berbeda hari.

Pengambilan swab dilaksanakan pada 20 Juni lalu dikirim ke Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya dan hasilnya keluar pada 1 Juli sebanyak 12 orang positif Covid-19. Tiga orang dari klaster Surabaya yaitu dua warga Kelurahan Tisnonegaran dan satu warga Kelurahan Kademangan. Dua orang warga Kelurahan Triwung Kidul; satu warga Kelurahan Sumber Taman; satu warga Kecamatan Kanigaran. Lima warga klaster Sidoarjo berasal dari Kelurahan Triwung Lor.

Kemudian pada 29 Juni, pengambilan swab dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya dan hasilnya 3 orang positif. Yaitu, seorang perempuan dari Kelurahan Jrebeng Wetan yang tertular dari suaminya yang opname di Palembang; satu warga Kelurahan Jrebeng Wetan dan Kelurahan Ketapang.

Berikutnya pada 30 Juni seorang warga dari Kelurahan Mayangan diperiksa di RSUD dr Mohamad Saleh dan hasilnya positif. Dari penambahan pasien ini, dr Ida-sapaan Plt Kadinkes P2KB menuturkan, transmisi lokal di Kota Probolinggo cukup tinggi. Pengendalian itu bisa dilakukan dengan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan.

Selain menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dr Ida juga menyarankan agar tidak saling berjabat tangan. “Hindari kerumunan. Reuni, arisan mohon di-pending dulu untuk kegiatan-kegiatan seperti itu. Kota Probolinggo dengan transmisi lokal berpotensi meningkatkan penyebaran virus, jadi tolong dihindari,” pintanya.

Dinkes P2KB bersama RSUD pun telah berupaya maksimal dalam melakukan tahapan penanganan Covid-19. Yakni, testing melalui rapid tes; tracing penyelidikan epidemologi dengan siapa pasien melakukan kontak erat; treatmen berupa pengobatan.

“Isolasi di rusunawa. Karantina semacam itu merupakan cara ampuh dan mudah mengurangi transmisi lokal. Kami berharap jangan memberikan stigma negatif kepada mereka yang sudah menjalani rapid test ataupun terkonfirmasi positif karena kami akan kesulitan. Untuk itu, kami mengimbau masyarakat selalu disiplin,” ujar dr Ida yang menekankan lansia dan balita beresiko tinggi terpapar Covid-19 tidak mudah keluar rumah dan menghindari kerumunan.

Secara umum data Covid-19 di Kota Probolinggo ODP (Orang Dalam Pemantauan) berjumlah 374 orang (dalam pemantauan 13 orang, sudah pemantauan 361 orang). Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 40 orang, selesai pengawasan 32 orang, dalam pengawasan 3 orang, meninggal 5 orang.

Terkonfirmasi positif 70 orang. Rinciannya, 26 orang dirawat di RSUD dr Mohamad Saleh; 4 orang dirawat di Surabaya; sembuh 37 orang dan meninggal 3 orang. Saat ini RSUD setempat juga merawat pasien Covid-19 dari luar kota, 2 dari Kabupaten Probolinggo; 1 dari Kabupaten Pasuruan; 1 dari Sidoarjo dan 1 dari Surabaya, tambahnya. [wap]

Tags: