Dr Hary Wahyudi, SH, MSi Widyaiswara Utama Terbaik Tingkat Nasional

Dr Hary Wahyudi, SH, MSi Widyaiswara Utama Terbaik Tingkat Nasional saat menunjukkan piagam yang diterimanya kepada Gubernur Jatim Dr Soekarwo SH, MHum.

Diagendakan Diterima Resmi di Grahadi, Lebih Memilih Ketemu Informal
Harian Bhirawa, Bhirawa
Menerima anugerah dan penghargaan tertinggi, kemudian diterima secara resmi di Gedung Grahadi oleh Gubernur, tentu merupakan idaman semua Aparat Sipil Negara (ASN) di Pemprov Jatim. Namun ternyata tidak dengan sosok satu ini. Usai mendapat penghargaan Widyaiswara utama terbaik nasioanl, Hary Wahyudi justru memilih menemui Pakde Karwo secara informal, meskipun kesempatan untuk diterima secara resmi di Grahadi terbuka lebar.
Minggu lalu sungguh merupakan hari-hari yang sangat membahagiakan bagi Widyaiswara Utama Badan Dikat Jatim Dr Hary Wahyudi, SH, Msi. Sosok sederhana yang murah senyum ini bukan saja baru menerima Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 258/K.3/IHCM.02.2/2017 tentang penetapan dirinya sebagai  Widyaiswara  Berprestasi Tingkat Nasional 2017.  Tetapi atas prestasi tersebut dua pejabat paling berpengaruh bagi kariernya yakni Gubernur Jatim Dr Soekarwo dan Sekretaris Daerah Dr Sukardi secara khusus memberi apresiasi khusus atas prestasi tersebut.
Menurut Hary, penetapannya sebagai widyaiswara berprestasi nasional bersamaan dengan penganugrahan widyaiswara ahli utama kehormatan kepada 3 (tiga) menteri. Ketiga menteri dinilai oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Ikatan Widyasiswara Indonesia (IWI) telah berjasa terhadap pengembangan  sumber daya manusia. Ketiga menteri tersebut adalah  Dr.H. Asman Abnur, SE, MSi   Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,  Ignatius Jonan Menteri Energi Sumber Daya Mineral dan Dr. Ir. Arief Yahya, MSc    Menteri Pariwisata, ketiganya diangkat menjadi widyaiswara ahli utama kehormatan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI).
“Bangga rasanya bisa sepanggung dengan tiga menteri,” kata Hary kepada Bhirawa akhir pekan kemarin.
Atas prestasi diperolehnya tersebut pemerintah provinsi Jatim pun memberi apresiasi khusus dengan mengagendakan untuk diterima resmi di Gedung Grahadi.
“Pihak Protokol sempat mengagendakan agar saya bisa diterima gubernur di gedung Grahadi. Namun saya memilih sowan Pakdhe Karwo yang saat itu sedang berada di sebuah acara,” kata Hary Wahyudi. Saat ditanyakan apa komentar Pakdhe Karwo atas prestasi yang diraihnya tersebut, Hary menuturkan kalau Pakde Karwo berpesan agar widyaiswara mampu meringankan beban badan diklat bukan malah sebaliknya menjadi beban.
“Kasus pabrik jamu Njojnja meneer tutup, karena tak mampu inovasi, widyaiswara harus melakukan inovasi yg bisa dimarketingkan oleh lembaga,” kata Hary menirukan pesan Pakde Karwo. Usai diterima Pakdhe Karwo, esok harinya Hary Wahyudi pun diterima Sekdaprov Jatim dr Sukardi di ruang kerjanya, Jumat (11/8) kemairn. Kepada Bhirawa, Hary juga menyampaikan pesan Sekda kepadanya saat menemuinya.
“Pak Sekda berpesan diklat dan widyaiswara secepat mungkin melakukan pembaharuan dalam pola mengajar, terutama yang widyaiswara yang muda yang berpotensi harus mendapatkan panggung, khususnya pada diklat kepemimpinan tingkat 2 harus diajar yang muda, seperti industry Samsung maju karena diisi pekerja yang muda muda,” tuturnya sumringah.
Sosok Hary Wahyudi memang unik. Ia satu satunya widyaiswara utama termuda di Indonesia,  sarat dengan prestasi akademik. Lihat saja, lulus Fakultas Hukum Universitas Jember dengan masa studi tercepat, yakni 3 tahun 4 bulan, lulus Master Politik Lokal Universitas Gajah Mada dengan predikat cumlaude serta menyelesaikan program Doktoral Fisip Universitas Airlangga. Beberapa saat yang lalu, Hary juga terpilih sebagai pengajar pada Reform Leader Academy yang merupakan program prioritas Kementrian MenPAN dan RB, juga tercatat sebagai  penyuluh anti korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebelum ditetapkan menjadi widyaiswara berprestasi tingkat nasional harus melalui proses yang cukup ketat, yakni melalui lulus seleksi instansional dan diusulkan kepada Lembaga Administrasi Negara dengan menyertakan  karya tulis naskah best practice yang telah dilakukan selama menjadi widyaiswara dan melalakukan kaiian, penelitian untuk karya tulis ilmiah.  Karier Hary pada jabatan fungsional widyaiswara mendukung best practicesnya.  Belum genap enam tahun menjadi widyaiswara sudah mampu menjadi widyaiswara berprestasi tingkat nasional sekaligus widyaiswara utama termuda di Indonesia di usia 46 tahun. [Wahyu Kuncoro SN]

Tags: