Driver ‘Gojek’ Sutinah Nelangsa Bekerja 12 Jam Cuma dapat Rp10 Ribu

Sidoarjo, Bhirawa.
Bagi Sutinah driver gojek, “Pekerjaan menarik penumpang bukan dapat uang malah kerugian yang diperoleh,” ucapnya saat mengantre sembako gratis yang dibagikan istri anggota dewan, Kamis (16/4) siang.
Sutinah, driver asal Tarik mengaku setiap hari hanya mendapat Rp 10 ribu atau paling banyak Rp 35 ribu sebelum dipotong fee Gojek. Kalau diperhitungkan dengan bensinnya sudah tidak sebanding. Kerjanya dimulai jam 8 pagi hingga 8 malam. Bagi dirinya kerja 12 jam di jalan sangat meletihkan. Tetapi karena tanggungjawab sebagai orang tua, profesi ini dijalani.
Driver lain dari Tulangan, Arisa, mengaku sama, hari-hari maraknya wabah Corona ini dijalani dengan berat. Dia tidak tahu akan berahan sampai kapan. Sepi penumpang, meski keliling jalan pagi sampai malam hanya mendapat 2-3 penumpang saja. Pernah dalam sehari Cuma 1 penumpang.
Ia bisa memahami masyarakat kuatir penularan corona bila berdekatan driver gojek/grab. “Sayapun takut membawa penumpang, kuatir penumpang saya membawa virus itu,” ujarnya. Tetapi karena kebutuhan ekonomi, dia membuang jauh perasaan takut itu. Baginya lebih menyakitkan bila pulang kerja tidak bawa uang untuk anak-anaknya.
Biasanya sepulang kerja, selalu bawa makanan dan jajan atau susu. Sudah merasakan anak-anaknya mengharapkan ibunya pulang dengan membawa ole-ole. “Saya hanya membawa pulang uang Rp 10 ribu, apa yang bisa saya berikan,” katanya meratap. Penumpang sudah tidak ada lagi karena phobia covid, mereka mendapat orderan dari Gofood, celakanya banyak warung makanan tutup. Akhirny orderan dibatalkan.
Ia dan rekan-rekannya mencoba masuk aplikasi internet pertamina yang memberikan cashback bensin Rp 15 ribu. Tetapi teman-temannya tidak ada yang bisa menjalankan aplikasi itu.
Ia bersyukur ada kepedulian masyarakat yang membagi sembako Ojol. Dalam kondisi begini, bantuan sangat diharapkan dari kalangan mampu. Mendapat paket beras 5 kg dari istri anggota DPRD Sidoarjo bisa membantu dapur tetap mengepul. “Setidaknya ada nasi, kalau lauk bisa tempe atau tahu. Pokoknya bisa bertahan saja sudah bagus,” kata temannya ikut menimpali pembicaraan.(hds)

Tags: