Dua Belas Negara Asia-Pasific Bahas PBL di FK Unair

Para peserta tengah serius dalam diskusi Asia-Pasifik conference on Problem Based Learning in Health Sciences and Higher Education di FK Unair, Jumat (3/8).

Surabaya, Bhirawa
Sejumlah pakar pendidikan dari 12 negara Asia-Pasific berkumpul di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair). Hingga kemarin, Minggu (5/8), mereka membahas penerapan metode pembelajaran berbasis program-based learning (PBL) kedokteran.
Sekretaris Medical Education Research Staff Development Unit (MERSU) FK Unair dr Fundy Sinar Ikrar menuturkan, para pakar yang hadir berasal dari Amerika Serikat, Thailand, Tauwan, Malaysia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Filiphina, Hong Kong, Kanada, Singapura, dan Australia. Para partisipan dan pembicara menceritakan pengalaman dalam pelaksanaan PBL diberbagai bidang ilmu seperti farmasi, kedokteran gigi dan juga kedokteran yang menjadi pelopor PBL.
“Konferensi ini akan mewadahi para pakar dari 12 negara dengan berbagai ilmu disiplin. Mereka akan berbagi bagaimana menggunakan dan mengimplementasikan PBL,” ujar dia.
Karena konteks pelaksanaanya berbeda, imbuh dia, maka para pakar ini akan bertemu dengan masalah baru, sekaligus perlu mencari solusi baru secara terus menerus. Salah satu yang dibahas adalah pertimbangan etik dan sosio kultural.
Sejauh ini, di Indonesia sendiri penerapan PBL masih mengalami kendala. Misalnya saja dalam akses informasi. Dalam metode PBL, peran dosen sebagai tutor bukan yang memberi kuliah. Namun memfasilitasj perkualiahan.
“PBL menggunakan prinsip pembelajaran yang konstruktif, kolaboratis, konstektual. Sehingga leran dosen lebih penting walauphn bukan sebagai pemberi informasi,” jelas dia.
Sebenarnya, sambung dia, di Unair sendiri hal ini (PBL, red) sudah diterapkan. Sayangnya, respon mahasiswa masih berharap dosen memberi sesuatu. Hal itu belum bisa berlangsunb sempurna karena harus ada standarisasi. [ina]

Tags: