Dua Bulan, Neraca Perdagangan Jatim Alami Defisit

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan saat menyampaikan paparan terkait neraca perdagangan Jatim secara virtual, Senin (15/3).

Pemprov, Bhirawa
Selama dua bulan di Tahun 2021, Neraca perdagangan Jatim masih mengalami defisit. Jika pada Januari 2021, neraca pedagangan defisit USD 216,82 juta, maka pada Februari 2021, defisit sebesar USD 169,98 juta.
“Defisit pada Bulan Februari ini disebabkan karena adanya selisih nilai perdagangan yang negatif baik pada sektor migas maupun pada sektor nonmigas,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim (BPS) Jatim Dadang Hardiwan, Senin (15/3).
Ia menjelaskan, selisih nilai perdagangan pada sektor migas adalah defisit sebesar USD 143,99 juta sedangkan selisih nilai perdagangan pada sektor nonmigas mengalami defisit sebesar USD 25,99 juta.
Secara kumulatif, selama Januari – Februari 2021, neraca perdagangan Jatim juga masih mengalami defisitsebesar USD 389,26 juta. Hal ini disumbangkan oleh selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas maupun sektor nonmigas yang sama-sama mengalami defisit.
Adapun defisit neraca perdagangan sektor migas adalah sebesar USD 349,64 juta. Sedangkan defisit neraca perdagangan sektor nonmigas adalah sebesar USD 39,61 juta. “Kondisi ini membuat kinerja kedua sektor tersebut perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jatim berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Disamping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas,” katanya.
Selain neraca perdagangan, Dadang juga memaparkan terkait Ekspor Jatim bulan Februari 2021 naik sebesar 11,05 persen dibandingkan bulan Januari 2021, yaitu dari USD 1,53 miliar menjadi USD 1,70 miliar.
Peningkatan nilai ekspor dibanding bulan lalu, disebabkan oleh peningkatan kinerja ekspor sektor migas maupun kinerja ekspor sektor nonmigas. Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 9,13 persen, yaitu dari USD 1,38 miliar menjadi USD 1,51 miliar. Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 88,57 persen dari total ekspor bulan ini.
Sedangkan nilai ekspor sektor migas pada bulan Februari 2021 meningkat sebesar 28,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari USD 151,31 juta menjadi USD 194,57 juta. Peranan ekspor sektor migas menyumbang 11,43 persen total ekspor Jatim pada bulan ini.
Begitupula dengan Impor di Jatim, Dadang juga menjelaskan bulan Februari 2021 impor mengalami peningkatan sebesar 6,85 persen dibandingkan bulan Januari 2021, yaitu dari USD 1,75 miliar menjadi USD 1,87 miliar.
Peningkatan nilai impor ini disebabkan oleh kinerja impor sektor nonmigas Jatim yang mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan kinerja impor sektor migas Jatim yang justru mengalami penurunan.
Impor migas bulan Februari 2021 ke Jatim mengalami penurunan sebesar 5,15 persen, dari USD 356,96 juta menjadi USD 338,57 juta. Impor migas menyumbang 18,08 persen dari total impor Jatim pada Februari 2021.
Adapun nilai impor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 9,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari USD 1,40 miliar menjadi USD 1,53 miliar. Impor nonmigas menyumbang 81,92 persen total impor Februari 2021 ke Jatim. Dibandingkan Februari 2020, nilai impor nonmigas juga mengalami peningkatan sebesar 26,25 persen. [rac]

Tags: