Dua Desa Jadi Langganan Kekeringan dapat Perhatian Pjs Bupati Mojokerto

Pjs Bupati sedang melihat langsung puluhan warga yang berbondong bondong meletakan gurigen secara berjajar, guna diisi air bersih. Namun diantara mereka ada yang tidak memakai masker. Untuk itu Pjs. Bupati langsung memberikan masker, untuk segera dikenakan.

Mojokerto. Bhirawa
Dua Desa yang menjadi langganan kesulitan air bersih jika musim kemarau tiba, Desa Kunjorowesi Kecamatan Ngoro dan Desa Duyung Kecamatan Trawas, mendapatkan perhatian khusus dari, Pjs Bupati Mojokerto Himawan Estu Bagijo.

Hal ini terbukti saat BPBD. Kabupaten Mojokerto menyalurkan bantuan air bersih yang ke sekian kalinya. Ternyata pjs. Bupati Kabupaten Mojokerto, Himawan Estu Bagijo yang baru, menapaki sebagai Pjs. Kurang dari satu bulan ini. Ikut mengawalnya langsung. Rabu (21/10) pagi.

Pjs Bupati Mojokerto, saat turun langsung menyalurkan bantuan air, turut menyampaikan apresiasinya kepada BPBD. Karena , air bersih merupakan kebutuhan primer masyarakat untuk mewujudkan hidup bersih dan sehat.

“Saya apresiasi BPBD yang sudah bertugas. Karena lokasi sini juga cukup jauh. Saya harap airnya cukup. Kami juga dorong BPBD agar terus mengusahakan supaya air bersih selalu tercukupi,” kata Pjs Bupati Mojokerto.

Sementara itu Kepala Desa Kunjorowesi, Ahmad. pada kegiatan ini menyampaikan, PU Provinsi Jawa Timur juga telah memberikan bantuan pipa air sepanjang 1 km beserta pompa portable, yang dapat digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Sedangkan Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui BPBD mulai 2 Agustus 2020, sudah menyalurkan bantuan air bersih setiap hari (kecuali Kamis dan Sabtu) sebanyak 12.000 liter per hari. Rencananya, bantuan akan disalurkan hingga 24 Oktober 2020. Namun, apabila masih diperlukan masyarakat Desa Kunjorowesi, BPBD siap untuk memperpanjang bantuan air bersih.

Selanjutnya di Desa Duyung, Pjs Bupati Mojokerto mengatakan akan berkoordinasi dengan UTC Ubaya terkait kekurangan air di Duyung. Hal ini mengingat Desa Duyung termasuk dalam daerah pemasok air terbanyak, dengan jumlah mencapai 32 dim. Hal ini disinyalir karena letak sumber air berada di bawah, sehingga sebagian wilayah Desa Duyung bagian atas mengalami kekurangan air ketika kemarau.

Nanti akan kita telusuri masalahnya dimana, kita bisa koordinasi dengan Ubaya. Karena, saya juga heran kenapa bisa terjadi demikian (kekurangan air) di Duyung ini.

Untuk itu kami mengajak warga Duyung dan Pemerintah Desa Duyung untuk bersinergi, dalam mengelola potensi desa untuk dimanfaatkan dalam BUMDes.

“Saya dengar di sini ini ada kebun durian yang dikelola warga. Itu bisa jadi tempat wisata buah. Seinergikan potensi ini, baik dari warga bersama pemerintahan desa. Nanti bisa masuk di BUMDes, dikelola warga setempat, hingga memberi manfaat jangka panjang,” saran PjS Bupati Mojokerto. (min)

Tags: