Sebuah jalan menuju penanjakan Gunung Bromo di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan, Minggu (18/1).
Pasuruan, Bhirawa
Pemkab Pasuruan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencanangkan dua desa di wilayah Kabupaten Pasuruan sebagai Desa Tangguh Bencana. Dipilihnya dua desa itu dikarenakan wilayah tersebut merupakan daerah rawan bencana serta tercepat dalam merespon bencana.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana menyampaikan dua desa itu adalah Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari. “Dua desa di wilayah kami itu merupakan pilot project untuk penanggulangan bencana sebagai program pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selain penerima dampak langsung dari bencana, mereka juga sebagai pelaku pertama yang langsung akan merespon bencana,” ujar Bakti Jati Permana, Minggu (18/1).
Diharapkan jika terkena dampak bencana, dua desa tersebut bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali secara cepat atau bergerak cepat memulihkan diri secara mandiri. “Ada sukarelawan inti yang bertugas menjadi salah satu unsur penanggulangan bencana pada desa -desa ini. Tujuannya mereka diajak untuk mengenali dan berkawan dengan bencana,” jelasnya.
BPBD Kabupaten Pasuruan juga memasang alat pendeteksi dini longsor (Ekstenso Meter) di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari. Dengan pemasangan alat pendeteksi tersebut, diharapkan masyarakat dapat mengawasi maupun menjaga keberadaan alat tersebut.
Alat yang merupakan bantuan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim Bidang Geologi bertujuan untuk mengembangkan sistem peringatan dini bahaya longsor. Sistem kerja alat tersebut akan terkoneksi langsung dengan BPBD pada setiap ada pergerakan tanah maupun cuaca yang tidak menentu. Tentu saja akan dapat terlihat di komputer yang sudah disiapkan. [hil]
