Dua Hari SMKN 6 Surabaya Selesaikan Jahitan

Bantu kelengkapan APD (Alat Perlindungan Diri) siswa SMKN 6 Surabaya buatkan 64 pakaian pelindung diri selama dua hari.

Produksi 64 Alat Perlindungan Diri
Surabaya, Bhirawa
Puluhan siswa di Jurusan Tata Busana SMKN 6 Surabaya tengah sibuk di mesin jahitnya masing-masing, Sabtu (4/5). di laboratorium tata busana itu mereka menjahit puluhan pakaian bukan untuk ujian kompetensi. Namun, mereka dengan sukarela membuat pakaian hazmat yang merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis. Seperti diketahui, sejak meningkatnya jumlah pasien yang terjangkit Covid-19, banyak tenaga medis yang kekurangan pakaian hazmat.
Siswa kelas 11, Rizka Putri dan Rezial Almas mengungkapkan, ini kali pertama mereka ikut serta dalam membantu melawan Covid-19. Meskipun bukan sesuatu yang mewah, namun mereka yakin apa yang dikerjakan bersama puluhan teman lainnya di SMKN 6 Surabaya akan membantu banyak tenaga medis yang kekurangan pakaian hazmat.
“Waktu pertama dengar info dari sekolah untuk ikut serta bikin APD, saya minta izin kepada orang tua tapi nggak direstuin. Karena merek khawatir. Tapi tekad saya kuat untuk berkontribusi sekaligus menambah pengalaman,” ujar dia.
Apalagi, kata Rizka, beberapa informasi yang didapat banyak tenaga medis yang menggunakan jas hujan atau pakaian operasi. ”Jadi kita ingin sekali dapat membantu para tenaga medis yang merupakan garda terdepan dalam menangani pandemic Virus Corona,” papar dia.
Dikatakan Rizka, ia sempat khawatir untuk kembali ke sekolah. Namun, dengan penerapan protokol kesehatan dari sekolah kekhawatiran itu justru membutnya nyaman.
“Kemarin (Jumat) kami kerjakan ini mulai jam 08.00 sampai jam 17.00 WIB. Masing-masing siswa bisa menyelesaiman tiga jahitan. Dan disini juga menerapkan physical distancing (jaga jarak fisik) jadi merasa aman,” urainya.
Sementara itu, guru tata busana, Fatchiyatul Ismira menuturkan, sebanyak 25 siswa disertakan dalam pembuatan pakaian hazmat ini. Mereka berasal dari kelas XI dan XII. Pembuatan pakaian hazmat, sudah dilakukan sejak Jumat (3/5) pagi dengan panjang kain yang harus diselesaikan sekitar 200 meter.
“Kami sudah mulai peletakkan pola diatas kain karena dikasih sampel dari Pemprov Jatim, memotong kain, kemudian dipilah-pilah menjadi satu paket dan langsung dijahit,” ujar dia.
Dalam dua hari, ia harus menyelesaikan 64 pakaian hazmat untuk kemudian diserahkan pada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Prawansah, Sabtu (4/5). [ina]

Tags: