Dua Sekolah di Pasuruan Terendam Lumpur

Para guru membersihkan sisa banjir lumpur di halaman TK Darma Bakti, Kelurahan Bakalan Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan, Minggu (5/4).

Para guru membersihkan sisa banjir lumpur di halaman TK Darma Bakti, Kelurahan Bakalan Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan, Minggu (5/4).

Pasuruan, Bhirawa
Banjir bandang bercampur lumpur di wilayah Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jumat (3/4) malam, ternyata masih menyisahkan persoalan baru. Dua sekolah yakni SDN Bakalan dan TK Darma Bakti di Kota Pasuruan masih dipenuhi lumpur.
Pantauan Bhirawa, Minggu (5/4) siang di SDN Bakalan, sebanyak empat ruang kelas, kantor kepala sekolah, kantor dewan guru dan perpustakaan ikut terendam banjir lumpur dengan ketebalan lumpur 10-15 centimeter.
Untuk di halaman sekolah ketebalan lumpurnya masih mencapai 40 centimeter. Sejumlah buku-buku pelajaran, arsip, alat peraga pendidikan dan hasil kegiatan siswa juga rusak akibat terendam lumpur. Pihak sekolah pun akhirnya meliburkan total aktifitas kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Sabtu (4/4) kemarin. Sedangkan pada Senin (6/4, hari ini red) seluruh siswa maupun para guru diminta datang ke sekolah. Tujuannya untuk membantu membersihkan sisa-sisa lumpur yang masih menggenangi ruangan kelas maupun halaman sekolah.
Salah satu guru SDN Bakalan, Tien mengatakan banjir yang disertai lumpur terjadi pada Jumat malam kemarin akibat meluapnya sungai Petung, Akibatnya, sejumlah ruangan dan fasilitas belajar yang ada terendam banjir lumpur.
“Dua hari ini, Sabtu-Minggu sejumlah guru yang dibantu warga sekitar bekerja bakti untuk membersihkan sisa lumpur di SDN Bakalan. Untuk aktifitas KMB pada hari Sabtu kemarin tidak ada. Senin besok (hari ini, red) siswa maupun para guru diminta datang ke sekolah. Kemungkinan hanya untuk kerja bakti saja,” kata Tien sambil membersihkan lumpur di depan ruangan kelas SDN Bakalan.
Selama dua hari, sejumlah ruangan seperti ruangan kantor kepala sekolah dan perpustakaan sudah dibersihkan. Diakuinya, bencana banjir lumpur ini membuat proses kegiatan belajar mengajar terganggu. Iapun hanya berharap agar pemerintah sigap terhadap kejadian ini, seperti melakukan normalisasi sungai di Petung dan membenahi drainanse.
“Kami belum bisa memastikan sampai kapan kegiatan bersih-bersih ruangan kelas dan lainnya. Yang jelas banjir lumpur pertama kalinya ini sangat mengganggu kegiatan anak didik kami. Harapan kami agar pemerintah melakukan normalisasi sungai di Petung dan membenahi dainanse. Supaya air bisa lancar menuju ke laut tanpa ada hambatan. Proses belajar mengajar pun bisa lancar dan tidak khawatir terkena banjir lumpur lagi,” kata Tien.
Hal berbeda bagi TK Darma Bakti di Kota Pasuruan. Sekolah taman kanak-kanak yang kebetulan berdekatan dengan SDN Bakalan lebih memilih meliburkan KMB-nya. Lantaran dua kelasnya masih terendam banjir.
“Kami lebih memilih meliburkan anak didik kami, sebab kondisi halaman maupun ruangan kelas masih dipenuhi lupur setebal 15 centimeter. Saat ini kami masih membersihkan sisa-sisa lumpur. Kegiatan belajar baru bisa dilakukan jika kondisi sekolah sudah bersih dan nyaman,” kata Zahara, salah satu guru TK Darma Bakti.
Diketahui sebelumnya, ribuan rumah di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jumat (3/4) malam terendam banjir lumpur. Sedikitnya 24 rumah warga yang berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Petung rusak berat dan ringan.
Bencana banjir lumpur menimpa sembilan desa berada di empat kecamatan, yakni Pasrepan, Kejayan, Gondangwetan, dan Rejoso. Di kawasan Kota Pasuruan terjadi di dua kelurahan yakni Kelurahan Bakalan dan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan. Endapan lumpur juga menimbun ratusan hektare areal sawah yang siap panen.
Sejumlah petugas yang terdiri dari relawan BPBD Kota Pasuruan, Kodim 0819, Yonzipur dan koramil-koramil bersama-sama membersihkan sisa-sisa lumpur yang ada di Jalan KH Hasyim Asyari di Kota Pasuruan.
“Sisa-sisa lumpur di Jalan KH Hasyim Asyari sepanjang 600 meter kami bersihkan secara bergotong royong bersama warga maupun petugas gabungan. Lumpur-lumpur itu kami bersihkan menggunakan eskavator yang kemudian dimasukkan ke dalam dum truk. Selanjutnya kami buang ke TPA Kota Pasuruan,” jelas Hari Siswanto, Babinsa Koramil Kota Pasuruan.
Sementara itu, relawan BPBD Kota Pasuruan, Triono menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan dapur umum di lokasi, termasuk juga posko pengungsian. “Mulai awal kami sudah bergerak yakni sudah mendirikan dapur umum di lokasi yang aman. Termasuk juga posko pengungsian,” tandas Triono.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana mengimbau warganya yang bermukim disekitar DAS untuk waspada terhadap ancaman bencana alam. [hil]

Tags: