Dua Siswa SD Musix Surabaya Raih Selempang Generasi Quranic

Ustadzah Hidayatun Ni’mah didampingi Ustadz M Nurun Naharo memberikan selempang dan menyerahkan sertifikat penghargaan Generasi Quranic (Gen Q) kepada Lovinda Brenda Dewi dan Felita Jannah Sasi Kirana. [trie diana]

Semangat Hafalkan Alquran secara Daring
Surabaya, Bhirawa
Pandemi Virus Corona (Covid 19) yang terjadi saat ini tak menyurutkan semangat siswa SD Muhammadiyah 6 (Musix) Gadung Surabaya untuk menghafalkan Ayat – ayat Suci Alquran. Dua siswa yakni Lovinda Brenda Dewi mampu menghafal 4 Juz (juz 1, 2, 29 dan 30) Felita Jannah Sasi Kirana mampu menghafal 2 juz (juz 29 dan 30), karena semangatnya dalam menghafalkan Alquran pihak sekolah memberikan apresiasi berupa penyematan selempang bertuliskan Generasi Qur’anic (Gen-Q) dan memberikan sertifikat, Sabtu (26/9) lalu.
Kepala Urusan KeIslaman, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Kaur Ismuba) SD Musix, Ustadzah Hidayatun Ni’mah dan Humas SD Musix, Ustadz M Nurun Naharo menyerahkan penghargaan yang digelar di Masjid SD Musix, di Jl Gadung III Nomor 7, Wonokromo, Surabaya. Sedangkan Lovinda dan Felita didampingi kedua orang tuanya masing – masing.
Menurut Ustadzah Hidayatun Ni’mah, para siswa belajar di rumah masing – masing sambil menghafalkan Kitab Suci Alquran. Tahfiz Alquran ini menjadi sebuah Program Unggulan di SD Musix. Namun karena kini kondisinya sedang pandemi Virus Corona atau Covid 19, maka para ustadz dan ustadzah memanfaatkan teknologi seperti video call atau video rekaman yang kemudian dikoreksi ustadz dan ustadzah masing-masing.
Ustadzah Hidayatun Ni’mah menjelaskan, program ini diterapkan agar saat para siswa kelas VI yang lulus dari sekolah sudah mampu menghafal Alquran minimal 3 Juz. Tapi untuk tahun ini dan tahun depan targetnya dinaikkan menjadi 5 Juz, dengan harapan SD Musix mampu menciptakan banyak siswa tahfidz Alquran.
Sementara itu, Lovinda dan Felita usai menerima penghargaan menjelaskan, untuk menghafalkan Alquran di rumah tidak ada kendala karena bisa menghafalkan dengan didampingi orang tua masing – masing.
“Selama masa pandemi Covid 19 ini kami tidak mengalami kesulitan dalam menghafal Alquran, karena banyak waktu luang sebab harus belajar di rumah atau PJJ (Pelajaran Jarak Jauh) dan orang tua kami bisa membantu pada saat menghafalkan Alquran,” jelas Felita yang diamini Lovinda.
Namun pada saat menyetorkan hafalan yakni setiap Hari Senin hingga Hari Kamis, pada jam 09.30 WIB sampai 10.30 WIB, terkadang ada kendala pada internet yang sering kali sinyalnya tidak bagus (lemot) atau ada trouble lainnya. Sehingga setoran hafalan harus ditunda hingga sinyal internet lebih baik.
“Kalau saat setor hafalan ada kendala di internet, maka setoran hafalan kami harus ditunda karena tidak bisa menyetorkan hafalan Alquran kalau internetnya putus – putus. Tetapi Alhamdulillah para ustadz – ustadzah kami memahami. Misalnya tidak bisa setor hafalan Quran pagi hari, tetapi bisa digantikan pada siang hari atau malam hari. Kegiatan Tahfidz Quran di sekolah kami berjadwal tiap hari Senin sampai Kamis jam 09.30 sampai 10.30 WIB,” tutur Lovinda yang belajar menghafalkan Alquran sejak kelas IV ini.
Lovinda mengungkapkan, sebenarya dirinya dan Felita lebih nyaman belajar hafidz Alquran langsung dengan tatap muka dengan para ustadz dan ustadzah. Karena langsung bisa dibetulkan bila ada kesalahan dalam pengucapan. Tetapi hal itu tidak membuatnya menjadi patah semangat, tetapi sebaliknya menjadi pelecut dan membuatnya tetap semangat.
“Tapi kami tidak patah semangat, meski kondisi pandemi, saya justru lebih rutin belajar hafalan Alquran, karena banyak waktu luang di rumah,” tandas siswa kelas VI ini.
Sementara itu, Humas SD Musix, M Nurun Naharo menambahkan, Program Tahfiz Alquran SD Muhammadiyah 6 Gadung ini merupakan Program Unggulan yang saat ini menjadi favorit para orang tua siswa. Bahkan, ada seorang ayah yang tidak bisa mengimami pada saat salat berjamaah dengan anggota keluarganya di rumah, namun putranya yang ikut Program Tahfiz Quran bisa tampil menggantikan ayahnya. Sehingga bisa membuat haru sekaligus bangga dengan anaknya yang hafal beberapa juz surat – surat di dalam Kitab Suci Alquran, maka besoknya sang ayah datang ke sekolah dan mengucapkan terima kasih kepada para ustadz dan ustadzah yang mengajarkan Alquran kepada anak – anaknya.
“Ada kejadian seorang ayah tidak bisa menjadi imam dalam salat jamaah bersama anggota keluarga lainnya. Tetapi anaknya yang hafal beberapa juz Alquran maju menjadi imam menggantikan ayahnya. Sehingga ayahnya terharu sekaligus bangga, memang usia tidak menghalangi seseorang menjadi imam, tetapi yang paling banyak dan paling baik hafalannya bisa menjadi imam,” tandas Ustadz Nur-sapaan akrabnya.
Selain itu, jelas Ustadz Nur, para ustadz – ustadzah juga menekankan pendidikan ahklaq kepada para siswa. Misalnya, tidak boleh bicara dengan nada tinggi kepada orang tuanya, ketika dipanggil harus segera menjawab dan segera datang. Yang paling menarik juga ketika berhasil membangun adab – adab ketika mendengarkan suara adzan di masjid, para siswa SD Musix langsung berlarian ke masjid untuk salat ketika mendengar adzan. Sehingga para siswa SD Musix bisa memberikan dampak positif bagi orang lain.
“Kini para siswa menjadi contoh untuk warga sekitarnya. Sebab ketika sedang melakukan aktivitas apapun, akan bergegas menuju masjid ketika mendengar adzan. Sehingga banyak para orang tua lainnya meminta putranya mencontoh siswa SD Musix, untuk segera bergegas ke masjid saat mendengar adzan berkumandang,” tutur Ustadz Nur bangga. [fen]

Tags: