Dua Tanggul Penangkis Ombak Kritis, Satu Jebol di Kabupaten Tuban

Salah satu titik tanggul penahan ombak yang kritis dan rawan jebol di daerah pesisir pantai Bancar Tuban.

Tuban, Bhirawa
Dari tiga titik kritis tanggul penangkis ombak di Desa Bulujowo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, satu diantaranya jebol pada Rabu (23/5) sekitar pukul 15:00 WIB, dan akibatnya satu rumah warga yang sementara ini terdampak.
“Jebolnya tanggul ini kemarin sore,” kata warga Bulujowo, Yanto (35) di sekitar tanggul, Kamis (24/5).
Sebelum jebol, Yanto mengetahui jika pada hari Sabtu (19/5) kemarin, sudah ada tanda berupa lubang kecil. Seketika itu pula, pemilik rumah bernama Budi memintanya untuk menutup lubang itu dengan semen.
Saat lubang tanggul ditutup, ternyata titik sebelahnya yang jebol akibat besarnya gelombang laut di sisi barat pelabuhan Tempat Pelalangan Ikan (TPI) milik Pemerintah Kabupaten Tuban.
Lain lagi pengakuan warga lain, Arif Ahmadi (33). Jika tanda tanggul hendak jebol, sudah terlihat sejak awal bulan Mei 2018. Sebagai pemilik rumah di tepi tanggul, dia bersama keluarganya was-was dan takut saat gelombang besar datang.
Diharapkan, pihak terkait segera memperbaiki tanggul yang jebol sepanjang 10 meter ini.
“Selain dampak dari pelabuhan TPI, gelombang ini bersamaan dengan musim angin Timuran,” sergahnya.
Perwakilan OP SDA 4 Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo di Tuban, Somad, menjelaskan jika jebolnya tanggul yang dibangun tahun 2008 di Bulujowo bukan pertama kali. Di tahun 2016 silam, juga jebol dua kali yang lokasinya di sebelah Barat titik ambrol sekarang.
“Kalau dihitung ini jebol ketiga kali,” jelas Somad.
Lebih dari itu, tepat sebelah Barat titik jebol dan Timurnya juga ada tanggul yang kritis. Diprakirakan jebolnya sisi tanggul ini, tinggal menunggu waktu. Fenomena ini sudah dilaporkan ke BBWS Bojonegoro dan Solo. Tim Pemdes Bulujowo, Muspika Bancar, dan BPBD Tuban juga sudah mengecek lokasi pada Rabu (23/5) kemarin.
“BPBD bahkan dua kali datang sebelum dan sesudah jebol,” tambahnya.
Untuk penanganan sementara, tim BBWS Bengawan Solo tidak bisa membangunnya langsung karena ombak masih besar. Perbaikan hanya dilakukan dengan cara memasang bronjong di titik yang jebol dan kritis.
Kronologi jebolnya tanggul wewenang BBWS Bengawan Solo ini berawal adanya lubang besar sekitar pukul 09:00 WIB pada Rabu (23/5) kemarin. Adanya ombak besar dan angin kencang mulai pukul 12:00 WIB, akhirnya memicu tanggul jebol sekitar pukul 15:00 WIB.
Kepala BPBD Tuban, Joko Ludiono, menambahkan, jebolnya tanggul ini karena tidak kuat menahan gelombang yang beberapa hari ini cukup tinggi kisaran 1.5 – 3 meter.
Adanya prakiraan gelombang tinggi, telah dirilis dimulai tanggal 23 Mei 2018 sampai dengan penurunan gelombang tinggi dengan ketinggian 1 – 2 meter sampai tanggal 25 Mei 2018. Kejadian perubahan angin musim tersebut, akan terulang dari angin musim barat menuju angin musim Timur yg mengakibatkan rawan Banjir ROB dan Abrasi.
“Saat ini BPBD Tuban berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Bancar, Desa setempat dan instansi/lembaga terkait,” jelas mantan Camat Widang ini.
Kondisi tersebut akan lebih parah pada pertengahan angin musim Timur, yang dapat mengakibatkan ancaman bahaya banjir ROB dan abrasi. Apabila tidak segera ditangani, maka tanggul tersebut akan lebih parah bisa merambat ke tanggul yang lain. Dampaknya beberapa rumah disekitar lokasi terancam terkena abrasi.
Sesuai peta rawan bencana tahun 2014, adapun wilayah yang berpotensi rawan bahaya banjir ROB dan abrasi antara lain, Kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu, Tuban, dan Palang. Dengan garis panjang pantai kurang lebih 65 KM (dari ujung perbatasan Jatim-Jateng hingga perbatasan Tuban-Lamongan. (Hud)

Tags: